Kamis 01 Aug 2019 16:04 WIB

UMS Siapkan Gedung Modern untuk Muktamar Ke-48 Muhammadiyah

Gedung tersebut memiliki kapasitas 8.500 orang.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di acara soft launching Muktamar Muhamadiyah dan Muktamar Aisyiyah ke-48.
Foto: Republika/Irfan Junaidi
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di acara soft launching Muktamar Muhamadiyah dan Muktamar Aisyiyah ke-48.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO - Universitas Muhamamdiyah Surakarta (UMS) menyiapkan gedung modern untuk penyelenggaraan Muktamar ke-48 Muhammadiyah pada 1-5 Juli 2020. Gedung tersebut memiliki kapasitas 8.500 orang.

Rektor UMS Sofyan Anif mengatakan, gedung auditorium tersebut dibangun di tengah-tengah Edupark UMS. Gedung tersebut diproyeksikan menjadi gedung terbesar di Jawa Tengah karena kapasitasnya bisa dimaksimalkan hingga 10 ribu orang.

Baca Juga

"Gadung akan kami lengkapi dengan Museum Peradaban Asia Tenggara sehingga memiliki makna penting bagi kebidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, terutama dalam perkembangan Islam di dunia," kata Rektor di acara Soft Launching Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Gedung Induk Siti Walidah kampus UMS, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (31/7) malam.

Saat ini, progres pembangunan gedung tersebut mencapai 30 persen. Menurutnya, ada beberapa keunikan gedung yang sedang dibangun tersebut. Di antaranya, dari sisi bentuk berupa oval.

Kedua, filosofi untuk menjadikan gedung yang modern, ditandai dengan nantinya di dalam tidak ada tangga. Akses naik ke atas menggunakan eskalator dan lift. Nuansa gedung tersebut mencerminkan nuansa gedung dunia.

"Mudah menjadi identitas ketika melihat gedung itu, ini pasti UMS. Atap itu tidak pakai tiang, jadi pakai satu bahan tertentu yang tidak membutuhkan tiang tapi punya kekuatan yang cukup," ujar dia.

Di samping modern, lanjutnya, gedung tersebut juga berkemajuan, serta ramah lingkungan. Sebab, gedung dibangun di tengah-tengah Edupark. Edupark UMS dulu berupa lahan yang di dalamnya banyak tanaman-tanaman langka. UMS berusaha akan tetap mempertahankan tanaman-tanaman langka tersebut, meski sebagian terpaksa dipotong, dan sebagian lagi dipindah.

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Dahlan Rais, mengatakan, gedung yang dibangun tersebut mengadopsi teknologi mutakhir. Gedung yang mengadopsi teknologi tersebut belum banyak dibangun di daerah. Selain itu, gedung berkonsep ramah lingkungan.

"Ada yang mengira Edupark akan hilang, padahal tidak. Sebab gedung itu hanya memakan 35-40 persen, hanya sepertiga dari luas tanah 5,6 hektare, sisanya akan dihutankan kembali," ungkapnya.

Menurut Dahlan Rais, pembangunan gedung tersebut merupakan perpaduan gedung modern sekaligus kawasan yang bersih dan rindang karena pohon-pohon yg ada. Dilihat dari bentuknya, memang tidak terlihat arsitektur Jawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement