Rabu 31 Jul 2019 15:59 WIB

Gunung Arjuno Masih Membara

Bara api Gunung Arjuno masih berlajut dan kini mencapai luas 70 hektare.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Kondisi terakhir hutan Gunung Arjuno yang tengah dipadamkan sejumlah tim.
Foto: dok. BPBD Kota Batu
Kondisi terakhir hutan Gunung Arjuno yang tengah dipadamkan sejumlah tim.

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Bara api yang mulai muncul pada Ahad pagi (28/7) masih terus berlanjut hingga kini di Gunung Arjuno. Hutan di gunung yang berada di Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan ini harus terbakar hingga 70 hektare (ha).

Kasi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Abdur Khoirur Rochim mengatakan, tim dari Tahura R Soerjo yang berjumlah 12 orang telah diberangkatkan menuju lokasi kebakaran. Mereka berangkat pada Selasa (30/7) pukul 08.00 WIB melalui jalur pendakian giri pura Arjuna. Tim ini sudah dibekali logistik yang mencukupi untuk kebutuhan tiga hari ke depan.

Baca Juga

Untuk mempermudah pemadaman api di hutan, BPBD kembali mengirim tim kedua berjumlah 17 orang. Tim gabungan ini berangkat menuju lokasi kebakaran hutan Gunung Arjuno pada, Rabu (31/7) pukul 10.15 WIB melalui jalur pendakian Sumber Brantas untuk melakukan penyisiran. Kebutuhan logistik puluhan petugas ini juga telah dipersiapkan untuk beberapa hari ke depan.

Berdasarkan laporan di lapangan, tim mengalami banyak kendala pada titik api yang berada di ketinggian 2.730 mdpl. Lokasi ini merupakan titik api pertama yang berlokasi pada ketinggian 3.152 mdpl.

Lebih detail, Rochim mengungkapkan, tim mengalami kesulitan untuk menjangkau area kebakaran. Pasalnya, beberapa titik api berada di lereng yang memiliki kemiringan lebih dari 60 derajat. "Dan jauhnya lokasi titik area yang terbakar dan membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih empat hingga lima jam untuk sampai pada titik api," ujar Rochim melalui pesan yang diterima wartawan, Rabu (31/7).

Selain itu, tim gabungan pemadaman mengalami keterbatasan akses untuk menuju titik area terbakar. Oleh sebab itu, petugas belum memungkinkan untuk menjangkau lokasi titik api. Sebab, pihaknya juga turut meninjau dari aspek keselamatan dan kesehatan (K3) petugas.

Keterbatasan ketersediaan sumber daya personel juga menjadi kendala lain. Hal ini terutama perihal petugas yang memiliki kualifikasi/kompetensi pemadaman kebakaran di medan gunung dan hutan. "Khususnya keterbatasan dalam hal fisik," tegasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement