Rabu 31 Jul 2019 06:21 WIB

BMKG Siap Bantu Pertamina Petakan Sebaran Tumpahan Minyak

Tumpahan minyak di lautan, akan merembet sesuai dengan perjalanan gelombang laut

Petugas menjelaskan data logistik yang dikirim untuk penanganan area yang tercemar tumpahan minyak mentah kepada perwakilan warga di Posko Logistik PHE ONWJ, Pusakajaya Utara, Karawang, Jawa Barat, Selasa (30/7/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Petugas menjelaskan data logistik yang dikirim untuk penanganan area yang tercemar tumpahan minyak mentah kepada perwakilan warga di Posko Logistik PHE ONWJ, Pusakajaya Utara, Karawang, Jawa Barat, Selasa (30/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofikasi (BMKG) Dodo Gunawan menyatakan pihaknya dapat membantu PT Pertamina memetakan sebaran tumpahan minyak mentah di perairan utara Karawang. “BMKG sebatas memodelkan berdasarkan penjalaran gelombang laut, kearah mana berpotensi sebaran minyak itu. Model itu sama seperti digunakan saat memetakan bencana letusan gunung untuk arah abu vulkaniknya,” kata Dodo di Jakarta, Selasa (30/7).

Dodo mengakui saat ini tinggi gelombang terjadi di sejumlah perairan laut, khususnya yang berhadapan langsung dengan samudra. Karena itu jika terjadi tumpahan minyak di lautan, akan merembet sesuai dengan perjalanan gelombang laut karena mengikuti arus karena kecepatan angin yang mempengaruhi tinggi gelombang.

Baca Juga

“Teman-teman di metro maritim sudah mulai mencoba membuat model terkait tumpahan minyak tersebut,” ujar Dodo.

Namun, kata Dodo, sampai saat ini Pertamina belum melakukan koordinasi dengan BMKG terkait penanganan kasus itu khususnya pemetaan potensi wilayah sebar. Walaupun pihaknya dapat menggunakan satelit untuk memotret arah tumpahan minyak itu.

Sebelumnya, Manager Kampanye Energi dan Perkotaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) nasional, Dwi Sawung mencatat hingga Kamis (18/7), tumpahan minyak PT Pertamina di wilayah utara Karawang mengakibatkan 45,37 kilometer persegi lautan terdampak. Tumpahan minyak itu diduga telah mencapai Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan laporan nelayan setempat. “Data luasan tercemar kami peroleh dari citra satelit ESA sentinel 1 yang bisa diakses oleh publik,” kata Sawung.

Sawung menyayangkan hingga saat ini Pertamina dan pemerintah belum juga mengeluarkan data atau pun citra satelit terkait potensi sebaran minyak mentah itu. Padahal kata Sawung, pemerintah memiliki teknologi untuk menghasilkan data itu dan hasilnya sangat dibutuhkan publik.

“Kami menggunakan satelit asing, yang datanya kembali dapat diperbaharui tanggal 2 Agustus 2019 mendatang,” kata Sawung.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengakui jika sebaran tumpahan minyak mentah telah mencapai sembilan desa di Karawang dan dua desa di Bekasi. Namun, terkait dengan tumpahan minyak yang telah mencapai kepulauan seribu, dia menegaskan sampai saat ini pihaknya terus mengawasi arah tumpahan kemana, karena penanganan tetap dilakukan dengan semaksimal mungkin.

“Pengamatan sedang dilakukan untuk mengambil contoh dulu dan harus memastikan jika itu merupakan tumpahan minyak dari kejadian yang sama,” kata Fajriah.

Z

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement