REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Koperasi di Kabupaten Purwakarta, yang telah menggunakan sistem financial technology (fintech) masih minim. Kondisi ini, salah satunya terkendala jaringan telekomunikasi yang tidak stabil. Padahal, jumlah koperasi berdasarkan data dari instansi terkait mencapai 939 unit.
Direktur Koperasi Shakira Artha Mulia, Yusuf Saepulhaq, mengatakan, lembaganya ini merupakan satu-satunya koperasi di Purwakarta, yang sudah menggunakan teknologi keuangan. Penggunaan teknologi ini, sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir.
"Koperasi kami ini, menurut Dinas Koperasi baru satu-satunya di Purwakarta, yang telah berbasis fintech. Bahkan saat pelatihan di provinsi, koperasi lainnya juga belum ada yang gunakan teknologi ini," ujarnya, Selasa (30/7).
Yusuf menjelaskan, fintech digunakan untuk mempermudah pelayanan bagi para anggota koperasinya. Sehingga, setiap anggota dapat mengecek saldo tabungan mereka melalui aplikasi seluler dari gawainya masing-masing. Selain itu, telnologi ini juga untuk transparansi kepada anggota.
Akan tetapi, lanjutnya, masih banyak anggota yang gagap teknologi. Sehingga, penggunaan fintech belum maksimal. Selain itu, jaringan interner di wilayah ini masih tak stabil. Kondisi ini, menyebabkan masyarakat lebih tertarik pada jasa keuangan tradisional seperti rentenir.
Padahal, dengan fintech ini para anggota bisa melihat saldo tabungan dengan mudah. Bahkan, aplikasi yang dikembangkan koperasi juga memungkinkan anggota untuk bertransaksi. Mulai dari transfer uang hingga pembayaran atau pembelian pulsa dan tagihan lainnya.
Sistem koperasi dan fintech yang dikembangkan pihaknya ini, untuk menciptakan ekosistem syariah dan menghilangkan kebiasaan riba di masyarakat. Ia berharap, upaya tersebut bisa dibantu oleh pemerintah khususnya Dinas Koperasi Purwakarta.
Sementara itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersamaan Indonesia (AFPI) mengakui pengembangan fintech di Kabupaten Purwakarta masih terkendala jaringan internet yang belum stabil. Hal itu disebutkan Direktur Utama Cashwagon sekaligus Ketua Task Force Data Protection AFPI, Asri Anjarsari.
"Seharusnya potensi penggunaan fintech di Purwakarta besar karena ini dekat dengan Jakarta. Tapi masalahnya infrastruktur yakni koneksi internet, masih lemah," ujarnya.
Karena itu, pihaknya ingin pemerintah mendorong masyarakat menggunakan fintech untuk membantu kebutuhan keuangan mereka. Selain lebih mudah, fintech diyakini jauh lebih aman dan terpercaya bagi penggunanya.