Rabu 31 Jul 2019 05:09 WIB

Rawan Karhutla, Karakteristik Lahan di Kalimantan Kering

Luas karhutla secara nasional mencapai 7.460, 26 hektare.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Asap membumbung tinggi dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Foto: dok. Humas Kemenhut
Asap membumbung tinggi dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemindahan ibu kota negara ke wilayah Kalimantan menjadi sorotan. Alasannya, luas lahan gambut yang memiliki karakteristik kering yang cukup luas rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Direktur Pengendalian Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles Panjaitan mengatakan, umumnya karakteristik lahan di wilayah Kalimantan cukup kering sebab dipenuhi dengan lahan gambut. Hanya saja, menurut dia, pemerintah terus berupaya melakukan pengendalian karhutla dengan perubahan paradigma dengan sistem patroli terpadu yang diterapkan.

Baca Juga

“Ya memang mayoritas lahan di sana (Kalimantan) kering, gambutnya banyak. Tapi (gambut) itu bukan hanya ada di Kalimantan, Sumatera juga,” kata Raffles saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (30/7).

Terkait dengan cocok atau tidaknya wilayah Kalimantan sebagai Ibu Kota baru Indonesia, Raffles enggan menanggapi. Hal itu menurut dia merupakan kewenangan pemerintah di lingkup kementerian terkait. Hanya saja dia memastikan, kasus karhutla sejak 2015 trennya mengalami penurunan.

Berdasarkan catatan KLHK, luas karhutla hingga 28 Juli 2019 secara naisonal 7.460,26 hektare. Catatan tersebut didapat berdasarkan citra landsat di 18 provinsi yang dilanda karhutla. Sejauh ini terdapat empat daerah yang telah menetapkan status darurat karhutla antara lain Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Jambi.

Raffles menyebut, saat ini pemerintah terus melakukan patroli terpadu sehingga titik panas yang terpantau melalui citra satelit dapat terpantau dengan baik. Sehingga diupayakan, kata dia, karhutla tidak semakin meluas.

“Kalau sudah ada titik panas yang kira-kira rawan, tim kita di lapangan langsung melakukan upaya-upaya semaksimal mungkin agar tidak menjadi api,” kata dia.

Ditemui Republika, di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menjamin wilayah Kalimantan Tengah yakni Palangka Raya layak dijadikan Ibu Kota Indonesia yang baru. Sugianto mengklaim, permasalahan lahan gambut dan kering di Kalimantan Tengah tak menjadi masalah berarti dan rentan karhutla.

“Kan di Kalimantan Tengah ada juga lahan produktifnya, jadi (lahan) itu bisa basah. Nggak semuanya gambut dan kering,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement