Selasa 30 Jul 2019 16:57 WIB

Asap Kebakaran Hutan Ganggu Aktivitas Warga Pekanbaru

Asap berasal dari kebakaran lahan di Kabupaten Pelalawan.

Kabut asap tipis menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau.
Foto: Antara/FB Anggoro
Kabut asap tipis menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sejumlah warga di Kota Pekanbaru, Riau, mengeluhkan polusi kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan karena mengganggu aktivitas saat di luar rumah. Berdasarkan pantuan Antara, Selasa (30/7), petugas pengamanan di Royal Asnof Hotel menggunakan masker medis ketika bekerja, sebab mereka merasakan udara berbau asap menyengat sejak pagi hari.

"Saya dinas mulai pukul 07.00, bau asap sangat terasa sekali. Saya kebetulan memang sedang batuk, makanya saya minta masker supaya sakitnya tidak tambah parah," kata seorang petugas pengamanan M Ridwan.

Baca Juga

Seorang warga lainnya, Bagus Himawan, mengatakan, asap sejak pagi membuat kondisi udara berbau seperti arang. Kondisi tersebut merata di Kota Pekanbaru, mulai dari daerah Bukit Barisan, Hangtuah, Masjid Raya An Nur, Jalan Jenderal Sudirman di pusat kota, dan Harapan Raya.

"Benar-benar tak enak udaranya," ujar Bagus seraya menambahkan batal berolahraga akibat kabut asap.

Seorang warga lainnya, Iwan, mengatakan kabut asap membawa serbuk, seperti abu rokok yang memenuhi kaca mobilnya pada pagi hari. Istri Iwan yang menderita asma langsung dilarang membuka pintu dan jendela rumahnya.

"Jendela mobil saya penuh abu seperti abu rokok. Saya khawatir asma istri saya kambuh, makanya semua pintu dan jendela langsung ditutup," katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan asap atau jerebu yang memenuhi udara berasal dari kebakaran lahan di Kabupaten Pelalawan. "Karena data hotspot (titik panas) terbanyak di Pelalawan, dan lokasinya terdekat dari Pekanbaru. Arah angin ke Pekanbaru dari arah tenggara dengan kecepatan 10 sampai 30 kilometer per jam," kata staf Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yasir.

Berdasarkan data BMKG Pekanbaru dari pantauan citra satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB, menunjukkan ada 138 hotspot terpantau di Sumatra yang menjadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan. Provinsi Riau menyumbang paling banyak hotspot dengan 60 titik, diikuti oleh Jambi 30 titik, dan Bangka Belitung ada 16 titik.

Jumlah titik panas di Riau paling banyak di Kabupaten Pelalawan ada 30 titik, kemudian Inhil 15 titik, Rohil delapan titik, Bengkalis dan Inhu masing-masing dua titik serta Kampar, Kuansing, dan Siak masing-masing satu titik. Dari jumlah tersebut ada 33 titik yang teridentifikasi sebagai titik api (firespot). Terbanyak di Pelalawan dengan 19 titik, Rohil dan Inhil masing-masing lima titik, Bengkalis dua titik, serta Kampar dan Inhu masing-masing satu titik.

Hingga siang sekitar pukul 11.15 WIB kabut asap masih pekat menyelimuti Pekanbaru. Pada website BMKG tercatat konsentrasi PM10 yang terkandung di udara di Pekanbaru membuat kualitas udara turun dari kondisi sehat ke sedang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement