Senin 29 Jul 2019 18:49 WIB

Udara Jakarta Terburuk, Walhi: Pemerintah tak Sanggup Atasi

Masyarakat ibu kota semakin banyak yang menggunakan kendaraan pribadi.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Warga menggunakan masker dengan latar belakang suasana gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (29/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga menggunakan masker dengan latar belakang suasana gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mengaku tidak heran dengan rilis data Airvisual terhadap kondisi udara Jakarta hari ini. “Ya memang sudah parah banget, Jakarta seolah berkabut, tapi kabutnya kabut polusi,” kata Manager Kampanye Perkotaan dan Energi Walhi, Dwi Sawung saat dihubungi Republika.co.id, Senin (29/7).

Data Airvisual menyebutkan kualitas udara di Jakarta adalah yang terburuk di dunia. Buruknya kualitas udara di ibu kota Indonesia ini dipengaruhi oleh polusi udara, baik dari kendaraan maupun pabrik industri. Jakarta kata Dwi, memang sudah darurat udara bersih.

Baca Juga

Menurut Dwi, bukan karena tidak ada keseriusan pemerintah untuk segera mengatasi dan mencari solusi membersihkan udara Jakarta, melainkan karena pemerintah sudah tidak sanggup lagi. “Pemerintah sudah tidak sanggup menangani ini lagi. Buktinya masih naik terus, akui saja kalau sudah tidak sanggup, nggak apa-apa juga,” kata dia.

Karena menurutnya, bukan saja pemerintah yang berkontribusi dalam rusaknya udara Jakarta. Namun, juga masyarakat ibu kota sendiri yang semakin banyak yang menggunakan kendaraan pribadi.

“Yang berkontribusi kan bukan saja pemerintah yang mengizinkan perusahaan, tapi juga ada kontribusi kendaraan pribadi orang-orang itu. Karena nggak sanggup mengontrol itu ya sudah. Bilang saja kami tidak sanggup mengontrol publik Jakarta untuk menghentikan penggunaan kendaraan pribadi,” ujarnya.

Maka yang perlu dilakukan pemerintah saat ini adalah memberikan imbauan kepada warga Jakarta dan sekitarnya untuk menggunakan masker dan mengurangi aktivitas di luar ruangan. “Ya sudah kasih peringatan saja ke warga untuk memakai masker, menghindari beraktivitas di luar ruang karena mereka sudah tidak sanggup mengendalikan polusi udara ini,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Senin pagi, AirVisual melaporkan kualitas udara DKI Jakarta yakni 196 dengan parameter PM 2,5 konsentrasi 143,2 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara. Jakarta disebut berada di peringkat pertama kualitas udara dan polusi terburuk di dunia. Ranking kedua dan seterusnya diduduki Dubai-Uni Emirat Arab, Johannesburg-Afrika Selatan, Kuwait City-Kuwait, Teheran-Iran, serta Krasnoyarsk-Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement