Ahad 28 Jul 2019 20:26 WIB

Sapi Limosin Jadi Primadona Pembeli Hewan Kurban

Warga di Sukabumi banyak membeli sapi jenis limosin sebagai hewan kurban

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Karta Raharja Ucu
Sapi limosin menjadi kurban di Hari Raya Idul Adha (ilustrasi).
Foto: Republika/Halimatus Sa'diyah
Sapi limosin menjadi kurban di Hari Raya Idul Adha (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Penjualan Hewan Kurban di Sukabumi Mulai Naik

SUKABUMI -- Sapi jenis limosin menjadi hewan kurban paling laku di lapak pedagang di Jalan Pejagalan, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Warga kebanyakan juga mencari sapi kurban seharga Rp 20 juta dan membelinya jauh sebelum Idul Adha agar mendapatkan hewan kurban dengan kualitas baik.

"Kami menyediakan sebanyak 70 ekor sapi dan sekitar 50 persen sudah terjual," terang pemilik lapak hewan kurban CV Hikmah Putra, Resi Ichwan Hamid kepada wartawan, Ahad (28/7).

Menurut dia, warga sudah memesan hewan kurban di tempatnya sejak jauh-jauh hari karena menjadi langganan. Ke depan ia berharap jumlah hewan kurban yang dijualnya semakin banyak yang terjual.

Mulai naiknya penjualan ini kata Resi, diharapkan terus berlanjut hingga momen hari raya Idul Adha. Untuk menarik pembeli dan memberikan rasa aman puluhan ekor sapi yang ada di lapaknya dijaga kesehatan dan dirawat serta dipelihara dengan baik.

Sapi yang dijualnya juga kata Resi, rutin diperiksa oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Sukabumi. Sehingga sapi telah diberikan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) sehingga terbebas dari penyakit terutama anthrax.

Lebih lanjut Resi menuturkan, lapak penjualannya juga memberikan layanan memandikan sapi gratis bagi yang sudah dibeli pelanggan. Sehingga masalah kebersihan dan higienis dari hewan kurban tersebut terjaga. Layanan lainnya yang diberikan lainnya adalah penyiapan tenaga ahli potong hewan dan tempat pemotongan hewan kurban bagi konsumen.

Salah seorang konsumen dari Yayasan Alfurqon, Sukabumi Ami mengatakan, ia memang langganan membeli hewan kurban di lapak yang ada di Jalan Pajagalan tersebut. "Biasanya membeli sebanyak 15 hingga 17 ekor sapi," cetus dia.

Menurut Ami, ia membeli sapi di tempat tersebut karena sudah menaruh kepercayaan sejak 10 tahun yang lalu. Terlebih sapi itu mendapatkan rekomendari kesehatan dari dinas peternakan sehingga hewan yang dijual memang layak.

Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Riki Barata mengatakan, jumlah penjualan hewan kurban pada tahun ini diprediksi naik lima persen. Hal ini biasanya terjadi setiap tahunnya.

Riki mengatakan, kini petugas berupaya melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. "Rencananya mulai awal Agustus baru serentak untuk pemeriksaan hewan kurban," kata dia.

Pemeriksaan hewan kurban ungkap Riki, dilakukan oleh tim DKP3 Kota Sukabumi dan dibantuk petugas lainnya. Di antaranya dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Barat dan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB).

Menurut Riki, target pemeriksaan hewan kurban adalah lapak-lapak penjualan di pinggiran jalan maupun lokasi peternakan. Nantinya petugas akan dibagi ke dalam beberapa tim untuk melakukan penyisiran ke lapangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement