REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Warga di beberapa wilayah Kota Bandar Lampung mulai kesulitan mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sumur dan sungai mulai mengering, membuat warga mencari air bersih ke tempat lain dan juga membeli air galon isi ulang.
Dari pengamatan Republika di beberapa pemukiman penduduk, Ahad (28/7), kekeringan dialami warga di Kelurahan Bakung, Panjang Selatan, Panjang Utara, Bumiwaras, Sukamenanti, Kedamaian, Kedaton, Tanjungkarang Pusat, dan Susunan Baru. Warga sudah kesulitan menemukan air bersih di lingkungannya untuk kebutuhan dapur dan MCK (mandi cuci dan kakus).
Warga Bakung, Tanjungkarang Barat terpaksa mencari air ke tempat yang lebih rendah di pemukiman yang menggunakan sumur bor. Selain itu, warga lainnya juga ada yang mengambil air bersih dari saudaranya yang masih mengalir air PDAM Way Rilau.
Lurah Bakung Hamidi Bahrien mengatakan, warga yang bermukim di Bakung dataran tinggi bebatuan, sumur-sumur warga mulai mengering beberapa pekan terakhir. Warga bisa mendapatkan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
“Air PAM tidak mengalir lagi, sumur-sumur mulai mengering. Warga mengambil air bersih ke tetangganya yang langganan PAM, atau mengambil air sumur bor yang lokasinya di bawah,” kata Hamidi.
Warga Bakung terpaksa menggotong air bersih ke rumah dari tempat sumur bor lebih dari 100 meter. Sedangkan pemukiman warga berada di dataran tinggi. Warga lain juga banyak yang membeli air galon isi ulang untuk kebutuhan memasak dan minum.
Untuk memenuhi kebutuhan warga akan air bersih, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung mendistribusikan air bersih lewat mobil tangki ke lokasi-lokasi pemukiman yang mulai kekeringan. ACT telah menyalurkan air bersih ke kawasan warga Panjang Utara, Panjang Selatan, Kedaton, Sukamenanti, Bumiwaras, Kedamaian, Susunan Baru, dan Tanjungkarang Pusat.
Warga di kawasan tersebut, berdasarkan penelusuran sangat membutuhkan air bersih, sejak dilanda kemarau panjang. Selama ini warga terpaksa mencari air bersih ke luar kampungnya dengan cara membeli, atau mengambil air ke rumah saudaranya.
Suwarna, warga RT 7 Lingkungan I Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjungkarang Barat mengatakan, saat ini warga masih bergantung dengan air sumur bor yang berada di lingkungannya. Sumur bor tersebut dibangun Kelompok Masyarakat (Pokmas) setempat.
“Kami sudah sulit mencari air bersih sejak lama. Saat ini masih mengandalkan sumur bor yang dibangun pokmas. Kalau sumur bor itu kering juga, kemana lagi kami mendapatkan air bersih,” katanya.
Ia berharap kepada pemerintah kota dan provinsi, agar banyak membuat sumur bor di berbagai pemukiman penduduk. Hal tersebut untuk mengantisipasi musim kemarau panjang seperti sekarang. Sebab, ujar dia, warga tidak bisa hanya mengandalkan air hujan, air sungai, atau air PDAM.