REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan ada 400 desa wisata di wilayahnya. ''Saat ini, di seluruh wilayah Jawa Tengah baru ada 229 desa wisata. Jadi masih kurang 171 desa lagi yang akan dibentuk menjadi desa wisata,'' jelas Kepala Seksi Sarana Pemasaran Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) Provinsi Jateng Yudo Trilaksono di sela kegiatan pelatihan Coaching Clinic Manajemen Penyelenggaraan Event, di Purwokerto, Kamis (25/7) malam.
Pelatihan Coaching Clinic Manajemen Penyelenggaraan Event tersebut berlangsung selama tiga hari, 25-27 Juli 2019. Kegiatan tersebut diikuti para pelaku wisata, penyelengara kegiatan dan ASN dari Dinas Pariwisata se-Jateng.
Dia menyebutkan, desa wisata sebanyak 229 desa tersebut, saat ini masih terus berbenah membenahi sarana pariwisata yang ada di desanya. Bahkan beberapa desa wisata sudah dikunjungi cukup banyak wisatawan. Antara lain, desa wisata di kawasan Dieng Kabupaten Banjarnegara dan desa wisata di sekitar kawasan Candi Borobudur.
Menurutnya, pengembangan desa wisata ini perlu didorong mengingat cukup efektif meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengunjung yang datang ke desa wisata, akan mengeluarkan uang untuk membeli tiket retribusi, kuliner atau membeli berbagai souvernir yang dibuat oleh warga desa setempat.
Meski demikian dia mengakui, para pengelola desa wisata yang ada saat ini masih belum terlalu banyak membuat kegiatan yang bisa menjadi pendukung daya tarik desa wisata. ''Hal inilah yang kami berikan dalam pelatihan, sehingga pengelola desa wisata bisa mengelola kegiatan yang manarik untuk dikunjungi wisatawan,'' katanya.
Yudo juga menyebutkan, Pemerintah Provinsi Jateng sejauh ini sangat mendukung upaya-upaya yang dilakukan untuk kemajuan desa wisata. Selain secara intensif memberikan pelatihan pada pengelola desa wisata, Pemprov Jateng pada tahun 2019 ini juga akan memberikan dana bantuan sebesar Rp 1 miliar bagi desa wisata yang ada di wilayahnya.