Jumat 26 Jul 2019 14:25 WIB

Ratusan Kasus Kekerasan Anak Masih Terjadi di Kota Bandung

Ada ratusan kasus kekerasan pada anak setiap tahunnya.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Kekerasan pada anak (ilustrasi).
Foto: wikipedia
Kekerasan pada anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kasus kekerasan terhadap anak masih kerap terjadi di berbagai daerah, termasuk Kota Bandung.  Tercatat bahkan ada ratusan kasus kekerasan pada anak setiap tahunnya.

Plt Kepala UPT  Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak  (P2TP2A) Kota Bandung Mitha Rovianti mengatakan pada tahun 2018 ada 119 kasus kekerasan anak yang ditangani pihaknya. Untuk 2019, hingga pertengahan tahun sudah tercatat sebanyak 104 kasus.

“Itu bukan berarti tahun ini kejadiannya meningkat, hanya saja laporannya tahun ini meningkat. Jadi memang kesadaran masyarakat tentang pentingnya laporan ini yang meningkat," kata Mitha di Balai Kota Bandung, Jumat (26/7).

Mitha menuturkan kasus yang ditangani P2TP2A terdiri dari berbagai jenis kekerasan. Mulai dari pelecehan seksual hingga kekerasan fisik yang dilakukan dari orang-orang di sekitar anak seperti ayah juga guru-gurunya.

Menurutnya, penyebab kekerasan terhadap anak juga terjadi karena berbagai faktor. Seperti permasalahan rumah tangga, perilaku anak, juga perilaku buruk si pelaku.

“Ada yang karena perceraian, orang tua atau keluarga nggak harmonis, ibu sama bapak ribut, anak yang merengek itu bisa memicu orangtuanya marah,” ujarnya.

Dari kasus yang ditangani, kata dia, untuk kekerasan fisik dari orangtua biasanya selesai dengan perdamaian dan bimbingan dari P2TP2A. Namun untuk kasus pelecehan seksual, pihaknya akan membantu menindaklanjuti perkara tersebut ke ranah hukum.

Ia mengatakan saat ini masyarakat sudah mulai paham untuk menindaklanjuti kasus kekerasan anak dengan melapor ke pemerintah baik P2TP2A, kepolisian, serta LSM. Hal ini tidak lepas dari masifnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah sebagai bagian upaya memberikan perlindungn pada anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement