REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA – Sedikitnya 457 kepala keluarga (KK) atau 1.322 jiwa yang tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Purwakarta, terdampak kekeringan. Kekeringan ini, sudah dirasakan selama dua bulan terakhir. Akibatnya, 500 KK tersebut kesulitan mendapatkan air bersih.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono, mengatakan 500 KK yang memohonkan air bersih ini tersebar di tiga desa dari tiga kecamatan. Yaitu, 183 KK atau 315 jiwa yang ada di di Kampung Pasir Peteuy, Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered.
Kemudian, 60 KK atau 300 jiwa di Kampung Sukamanah, Desa Ciramahilir, Kecamatan Maniis. Serta, 217 KK atau 707 jiwa di Kampung Desa Citalang, Kecamatan Tegalwaru.
"Hari ini, kita sudah distribusikan tiga tanki air bersih masing-masing kapasitas 4.000 liter, untuk warga terdampak kekeringan," ujar pria yang akrab disapa Wibi itu, kepada Republika.co.id, Kamis (25/7).
Saat kendaraan air bersih ini datang ke masing-masing lokasi, lanjut Wibi, langsung diserbu masyarakat. Dengan peralatan seperti ember, jerigen, dan lainnya, warga ini mengantre air bersih
Bantuan air bersih ini, diharapkan meringankan beban masyarakat. Sebab, selama ini mereka harus mencari air ke lokasi yang cukup jauh. Bahkan, banyak warga membeli air hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan memasak. "Jika ada wilayah yang krisis air bersih, silakan lapor ke call center pemkab atau langsung ke DPKPB," ujarnya.
Sementara itu, Warsinih (46 tahun) warga Desa Citalang, Kecamatan Tegalawaru, mengaku, sangat terbantu dengan adanya bantuan air bersih ini. Selama ini, untuk kebutuhan mencuci dan mandi, warga mengambil air dari kubangan-kubangan yang ada di sungai. Sedangkan, untuk memasak warga membeli air isi ulang galon.
"Setiap hari, kita membeli satu galon air Rp 6.000. Karena kita belinya bukan air galon bermerk. Tapi, dengan adanya bantuan air gratis ini, kita bisa mengisi tempayan air dengan penuh," ujarnya.