REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekeringan yang melanda Pulau Jawa mengakibatkan krisis air bersih di sebagian besar wilayah. Wilayah terdampak khususnya yang memiliki kondisi alam bertanah tandus dan bebatuan.
Desa Sidowangi, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satunya yang merasakan krisis air. Selama ini, warga Desa Sidowangi mendapatkan pasokan air dari Sungai Kebun Pasewaran.
Lokasi sumber air ini berjarak 12 kilometer dari rumah warga. Air dialirkan melalui pipa dan diendapkan di penampungan air warga. Kondisi air dari Sungai Pasewaran ini ternyata sangat tidak layak digunakan karena bekas memandikan ternak dan kegiatan MCK warga. Air yang didapat berwarna keruh dan harus diendapkan sebelum digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, maupun konsumsi.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Sidowangi, Rumila menjelaskan sebelum adanya pipa tersebut, warga juga harus berjalan ke sungai dan mengambil air yang juga tidak layak konsumsi itu.
“Sejak tahun 1990 warga sudah pakai air kotor ini. Warga banyak yang mengeluh sakit perut dan sakit yang lain karena air di atas (gunung) dipakai untuk memandikan bebek dan sapi. (Dan ketika sampai) di bawah, diminum oleh warga. Pemakai air itu sekitar 250 KK. Oleh karenanya ,kita sangat butuh sekali bantuan suplai air bersih untuk kebutuhan minum dan memasak,” ujar Rumila dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Kamis (25/7).
Camat Wongsorejo, Sulistyorini menjelaskan jika daerah Banyuwangi bagian utara yang paling parah terdampak kekeringan adalah Desa Bengkak, Alasbuluh, dan Sidowangi. “Di Kabupaten Banyuwangi, kekeringan yang cukup berat dialami oleh masyarakat Desa Bengkak, Desa Alasbuluh, dan Desa Sidowangi di Kecamatan Wongsorejo ini,” ujar Sulistyorini.
Desa Sidowangi dan Desa Alasburuh pun menjadi wilayah sasaran pendistribusian air bersih oleh ACT Jember, Senin (21/7) kemarin. Sebanyak 15 ribu liter air bersih didistribusikan ke dua desa tersebut. Kegiatan itu merupakan kerja sama antara ACT Jember, PUDAM Kabupaten Banyuwangi, dan BPBD Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Cabang ACT Jember, M.R. Warang Agung dalam kunjungannya ke Desa Sidowangi mengatakan ke depan diharapkan ada solusi yang lebih tepat dan berdampak jangka panjang untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih warga. Hal ini perlu karena bila terus menerus menggunakan air yang tidak layak, dikhawatirkan menimbulkan penyakit yang akan mengganggu kehidupan warga.
“Bila warga terus menerus mengkonsumsi air penampungan ini dikhawatirkan akan lebih banyak penyakit yang menyerang warga. Untuk itu, pembangunan sumur bor untuk warga Dusun Pancoran Desa Sidowangi wajib diusulkan dan diperjuangkan. Sehingga, kebutuhan air tidak harus mengandalkan dari luar daerah apalagi dari sungai yang kotor,” ujar Warang Agung.
Selain Kabupaten Banyuwangi, ACT Jember berencana mendistribusikan air bersih ke daerah terdampak kekeringan di kabupaten lainnya, di wilayah kerja ACT Jember.
“Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di Banyuwangi saja, tapi juga di Kabupaten Lumajang, Situbondo, Probolinggo, Bondowoso, dan Jember. Hal ini mengingat di daerah ujung timur Pulau Jawa ini diperkirakan terkena dampak kekeringan paling parah,” ujarnya.