Rabu 24 Jul 2019 16:21 WIB

Pemprov Jabar Bagikan Tablet Tiap RW, Ini Spesifikasinya

Jabar untuk mengejar sebagai provinsi digital.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Tablet dengan sistem operasi Android 4 (ilustrasi)
Foto: technologer.net
Tablet dengan sistem operasi Android 4 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini telah menjalankan program pembagian tablet bagi tiap RW se-Jabar. Program yang diberi nama Sapa Warga itu merupakan upaya Jabar untuk mengejar label sebagai provinsi digital.

Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Setiaji, tablet itu punya spesifikasi layar 7 inch, memori RAM 2 GB, ROM 16 GB, koneksi jaringan 4G LTE, 3G, 3.5G-HSDPA, kapasitas baterai 1.000 mAH - 5.000 mAh, kamera belakang 1 - 5 MP, kamera depan 1 - 2 MP, dan kartu 1-2 slot.

Baca Juga

"Jadi bukan bagi-bagi handphone tapi tablet. Spesifikasinya layarnya 7 inci, OS dan RAM-nya disesuaikan supaya bisa masuk dengan aplikasi yang kita buat. Harganya Rp 1,1-1,3 juta," ujar Setiaji saat dihubungi via telepon seluler, Rabu (24/7).

Setiaji mengaku, harga tablet tersebut memang tidak mahal karena dananya terbatas. "Tapi ada kok yang harga segitu," katanya.

Setiaji menjelaskan, tablet itu nantinya akan diisi aplikasi Sapa Warga yang punya tiga fungsi yakni aplikasi pelayanan publik, saluran aspirasi warga, dan layanan informasi. Aplikasi tersebut nantinya akan terhubung dengan aplikasi di tiap kabupaten atau kota.

"Tahap pertama, sebelum melakukan sosialisasi kita uji coba dulu dua user sekarang. Nanti kita sosialisasi ke 19 kabupaten dalam rangka membantu kami di provinsi mensosialisasi ke desa. Bisa juga dibantu komunitas," paparnya.

Selain itu, menurut Setiaji, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung akan dijadikan proyek percontohan program tersebut. Pemprov Jabar, akan piloting dulu di beberapa kabupaten mulai dari Cianjur dan Kabupaten Bandung supaya  bisa dilihat dalam sebulan ini masalahnya seperti apa.

Sementara menurut Ketua Komisi 1 DPRD Jabar Syahrir, ia meminta seluruh pihak untuk mengawal program tersebut. Bahkan, ia meminta Inspektorat memantau secara langsung untuk mengetahui efektivitas program itu.

"Kita juga meminta inspektorat memantau secara langsung jadi dari penerimaan sampai nanti tolak ukurnya sejauh mana," kata Syahrir.

Menurutnya, program Sapa Warga ini harus memberi pengaruh mendorong suatu daerah menjadi lebih maju. Baik itu dari sektor kesehatan, pendidikan hingga infrastruktur.

"Jadi yang kita lihat nanti apakah ada percepatan dari hal tersebut, itu nanti yang akan kita evaluasi," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membelikan smartphone bagi pengurus RW se-Jabar. Program bagi-bagi gawai itu diberinama 'Sapa Warga'.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jabar Dedi Sopandi mengatakan pengadaan gawai ini bertujuan mendukung program desa digital. Ia menyebut, penerima gawai yaitu RW atau kepala dusun atau sebutan lainnya.

Dedi menjelaskan, Pemprov Jabar mengalnggarkan sekitar Rp 127 per desa dari pos dana desa. Dana itu terbagi dalam tiga program, yakni infrastruktur desa, honorarium atau insentif kepala desa dan lembaga desa, serta program pembelian gawai (Sapa Warga). Dari 5.312 desa di Jabar baru sekitar 2.300 desa yang telah mengajukan proposal. Dari jumlah itu, ada sekitar 10.900 RW yang telah membeli perangkat gawai tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement