Rabu 24 Jul 2019 05:47 WIB

Di Banjarmasin, Paket Hemat Sabu Menyasar Pelajar

Paket hemat sabu dijual seharga Rp 50 ribu yang bisa digunakan dalam beberapa isapan.

Barang bukti sabu-sabu (ilustrasi)
Foto: Antara
Barang bukti sabu-sabu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Penyalahgunaan narkoba sudah merambah banyak kalangan dan latar belakang profesi, baik tua maupun muda bisa terjerat oleh virus candunya. Bahkan, anak usia pelajar pun jadi sasaran korban.

Santer beredar informasi di tengah masyarakat kota Banjarmasin, jika narkotika jenis sabu tersedia dalam paket hemat yang menyasar pelajar. Untuk itu, orang tua diharapkan waspada dan lebih meningkatkan lagi pengawasan terhadap anaknya.

Berdasarkan penelusuran Antara, paket hemat sabu dijual seharga Rp 50 ribu yang bisa habis digunakan hanya dalam beberapa kali isapan. "Istilah pengguna itu beli sedotan saja. Biasanya menggunakan langsung di rumah pengedarnya, beberapa kali isapan habis. Kebanyakan yang beli pelajar setingkat SMP dan SMA," beber salah satu warga di kawasan Jalan 9 Oktober, Banjarmasin Selatan, sembari meminta namanya disamarkan pada Selasa (23/7).

Sabu memang jadi narkotika paling dominan digunakan penyalahguna di Kota Banjarmasin dan Provinsi Kalimantan Selatan pada umumnya. Terbukti dari sejumlah temuan polisi, perkara sabu jadi yang terbanyak terungkap.

Seorang pengedar yang ditangkap Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel beberapa waktu lalu pernah mengungkapkan jika paket kecil sabu kisaran berat kurang dari 0,5 gram yang dijualnya seharga Rp 300 ribu. Faktanya, harga jual ratusan ribu tersebut tidak bisa dijangkau oleh kalangan usia pelajar yang sudah candu untuk mengonsumsi sabu. Alhasil, paket hemat Rp 50 ribu jadi laris manis diburu khususnya bagi mereka yang tak punya uang lebih untuk membeli paketan sabu dengan harga standar ratusan ribu rupiah.

Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel Komisaris Besar Polisi Wisnu Widarto mengakui, penyuluhan antinarkoba memang tengah gencar dilakukan pihaknya dengan menyasar kalangan pelajar. "Karena mereka ini yang emosinya masih labil dan rentan terjerumus pergaulan negatif seperti coba-coba mengonsumsi narkoba," kata Wisnu.

Di samping upaya pencegahan melalui penyuluhan dan sebagainya, Wisnu juga memastikan penegakan hukum untuk menangkap para pengedar dan memutus jaringannya terus dilakukan. "Tentu informasi masyarakat soal dugaan peredaran narkoba menyasar pelajar ini terus kami telusuri. Upaya untuk menjadikan pelajar sebagai sasaran peredaran narkoba patut diwaspadai bersama dan semua pihak dapat membantu polisi mengungkapnya," ujar Wisnu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement