Selasa 23 Jul 2019 10:31 WIB

FaceApp; Sains Prediksi & Haramnya Mengubah Ciptaan Allah

Sebagian Muslim mengharamkan FaceApp karena beberapa alasan

Aplikasi FaceApp
Foto:

Bagi seorang Muslim, di balik keteraturan fenomena alam semesta tersembunyi misteri abadi dari keesaan Allah, Sang Maha Pencipta. Fungsi kedua dari sains adalah memprediksi secara ilmiah peristiwa pada masa depan, agar dapat diantisipasi lebih baik.

Karena ada astronomi, kita bisa tahu kapan matahari terbit atau terbenam, kapan musim panas atau dingin tiba, dan kapan gerhana akan terjadi. Karena ada meteorologi, kita bisa tahu kapan terjadi hujan, badai, atau kekeringan.

Karena ada geologi, kita tahu apakah suatu lokasi itu rawan longsor atau gempa dan karena itu kita tahu, bangunan seperti apa yang cocok didirikan di sana.

Nah, prediksi-prediksi ilmiah ini tentu jauh dari realitas seorang dukun ramal yang sama sekali tidak menggunakan metode ilmiah yang rasional dan dapat teruji siapa pun. Prediksi ini memang juga belum terjadi sehingga tidak pula bisa kita sebut kebohongan.

Seberapa akurat prediksi ini? Di astronomi, gerakan matahari, bulan, bintang, atau planet dapat terprediksi sampai hitungan menit. Mungkin hanya meteor atau asteroid yang belum bisa diprediksi dengan cukup baik dari jauh-jauh hari.

Kita berani katakan, prediksi astronomi itu akurat sampai 99,7 persen. Sedangkan di meteorologi, akurasi prediksi tidak setinggi itu walaupun diperkirakan masih lebih baik dari 50 persen. Persoalannya, tidak di semua tempat tersedia data meteorolgi yang cukup akurat.

Makin tersedia data terkini yang akurat dalam jumlah besar, makin baik algoritme untuk memprediksi kondisi masa depan. Untuk itulah, situs seperti FaceApp menggunakan trik 'FaceApp Challenge' untuk mengumpulkan sampel foto wajah ratusan juta manusia.

Kelak, data ini bisa dipakai untuk mencari saudara atau teman yang terpisah puluhan tahun. Cukup dengan menghadapkan wajah lama orang itu ke FaceApp, orang bisa memperkirakan wajahnya kini. Tentu saja tidak 100 persen benar, tetapi itu prediksi yang paling mungkin dilakukan. Banyak orang sudah akan tertolong.

Algoritme adalah istilah yang dipakai untuk menghormati Muhammad ibn Musa Al-Khwarizmi (780-850 M), matematikawan Muslim yang membangun langkah-langkah berhitung dengan menggunakan angka desimal dan menulis kitab Aljabar wa Almuqobala.

Apa yang dimulai Al-Khwarizmi, dilanjutkan Al-Jazari, ahli mesin yang membangun berbagai alat-alat otomatis yang terprogram dengan baik, seperti robot-robot musisi dan jam gajah yang sangat terkenal itu. Sebuah perpaduan sempurna teknologi, karya seni, dan upaya mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam era revolusi industri 4.0, teknologi robot baru benar-benar menjadi serius bila dipadu dengan algoritme artificial intelligence. Umat Islam mendapat tantangan untuk menjadi pengendali teknologi ini agar tidak digunakan untuk menjajah, tetapi sebaliknya, untuk membebaskan dunia dari penjajahan.

PENGIRIM: Fahmi Amhar, Peneliti Utama Badan Informasi Geospasial,

Anggota Dewan Pakar Ikatan Alumni Program Habibie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement