Selasa 23 Jul 2019 08:54 WIB

Bamsoet tak Masalah Munas Golkar Setelah Jokowi Dilantik

Bamsoet menegaskan, ia maju sebagai caketum Golkar bukan untuk membangun dinasti.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo berbicara saat press conferance calon ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024 di Jakarta, Kamis (18/7).
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo berbicara saat press conferance calon ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024 di Jakarta, Kamis (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil koordinator bidang Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan, dirinya tidak masalah jika Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar untuk memilih ketua umum dilaksanakan seusai pelantikan presiden-wakil presiden pada Oktober 2019. Hal ini sebagai pembuktian bahwa dirinya maju menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar bukan untuk membangun dinasti kekuasaan atau menempatkan orang-orang tertentu menjadi menteri.

"Tujuan saya menjadi ketua umum bukanlah demi kekuasaan. Tetapi menjalankan amanah dari pengurus daerah untuk memastikan masa depan Partai Golkar tidak lagi terpuruk," terang Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/7).

Baca Juga

Menurut Bamsoet, tantangan Partai Golkar di masa mendatang akan sangat besar. Tidak hanya melakukan konsolidasi internal mengembalikan kekuatan partai, melainkan juga membantu pemerintah menghadapi merebaknya ideologi transnasional yang bertujuan menggusur Pancasila.

Ia menegaskan partainya sebagai partai tengah, tidak boleh tinggal diam melihat kondisi bangsa yang sedang diobrak-abrik kekuatan ideologi ekstrimisme dan radikalisme. Partai Golkar tidak boleh melupakan sejarah pendiriannya sebagai benteng NKRI.

"Sudah waktunya Partai Golkar merapikan rumahnya agar bisa menjadi rumah yang nyaman bagi para purnawirawan, ulama dan tokoh agama lainnya, serta masyarakat sipil pada umumnya," ujar Ketua Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini.

Bamsoet menambahkan, jika sebagai partai tengah, Partai Golkar gagal mengkonsolidasikan persaudaraan kebangsaan, masa depan Indonesia yang menjadi taruhannya. Menurutnya bukan zamannya lagi kader Partai Golkar saling berebut kekuasaan atau gontok-gontokan. Sebagai partai politik tertua, Partai Golkar justru harus solid dan menjadi teladan bagi partai politik lainnya.

"Terutama menjadi contoh bagi millenial, bahwa jalan politik sesungguhnya adalah jalan kemuliaan. Karena dengan politiklah, arah masa depan bangsa ditentukan," ungkapnya.

Sehingga, kata Bamsoet, millenial bisa melirik Partai Golkar, tidak ada jalan lain selain melakukan transformasi besar-besaran di internal Partai Golkar. "Juga supaya image Partai Golkar sebagai partai jadul yang ketinggalan zaman bisa berubah menjadi partai gaul yang penuh energik dan penuh kegairahan," kata Bamsoet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement