Senin 22 Jul 2019 22:22 WIB

Mendikbud: Peradaban Indonesia Penuh Toleransi

Mendikbud membuka kemah budaya kaum muda di Candi Prambanan

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Karta Raharja Ucu
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan kelestarian kawasan Candi Prambanan dan Candi Sewu merupakan wujud konkret toleransi antarumat beragama. Hal tersebut menjadi indikator tingkat peradaban sebuah bangsa yang menjadi inspirasi untuk membangun masa depan Indonesia.

"Ini adalah cerminan dari toleransi, kerukunan, saling menghargai, saling menghormati perbedaan keyakinan," kata Mendikbud pada saat pembukaan Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) Tahun 2019 di Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (21/7).

KBKM merupakan kelanjutan dari Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 yang lalu. Selama empat hari para pemuda akan berkumpul dan berinteraksi untuk mendiskusikan mengenai kebudayaan.

KBKM diharapkan menjadi media interaksi kaum muda yang inklusif untuk berkolaborasi dalam menghadirkan solusi atas tantangan pemajuan kebudayaan. Baik di wilayah masing-masing hingga nasional.

Muhadjir berharap agar para peserta KBKM, selain berkompetisi, juga mampu berkolaborasi. Diharapkan juga kegiatan ini dapat membangun jejaring kaum muda pegiat kebudayaan nasional.

"Idenya itu membangun ekosistem. Harapannya ke depan interaksi di antara stakeholders akan jalan terus dan KBKM ini menjadi platformnya. Ini akan menjadi forum setiap orang. Ini akan bergulir, dan semua orang nantinya dapat terlibat," kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.

Sebagai platform kerja budaya, KBKM memainkan sejumlah peran penting, di antaranya adalah sebagai ruang inkubator untuk inovasi pemajuan kebudayaan. KBKM juga diharapkan bisa menjadi ruang yang memfasilitasi usaha rintisan di bidang pemajuan kebudayaan.

Selain itu, anak muda juga diharapkan bisa ikut aktif dalam bidang pemajuan kebudayaan Indonesia. "Pada akhirnya kita berharap 561 peserta ini berjejaring. Karena (di KBKM ini) mereka melihat apa yang mereka kerjakan, mereka impikan, mereka risaukan juga ada di teman-teman yang lain," ujar Hilmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement