REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pos mendapat rating A- dari lembaga pemeringkat nasional terkemuka PEFINDO. Ini diungkapkan sekretaris perusahaan Pos Indonesia, Benny Otoyo dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (22/7). Dikatakan Benny bahwa jasa yang diberikan Pos adalah, pengantaran / kurir (surat, paket, ecommerce); Logistik; Jasa Keuangan (remitansi luar negeri / dalam negeri; pembayaran biller seperti PLN, PDAM, dll; distribusi uang pensiun PNS / TNI / POLRI, transaksi pembayaran lainnya); Government services (seperti public service obligation, distribusi meterai, penerimaan setoran pajak, kiriman surat dinas).
''Apakah ada perusahaan yang tidak perlu working capital? Jawabannya tidak ada.Demikian juga Pos Indonesia. Kami perlu modal kerja untuk mendanai operasi, mendanai tagihan, dan lain-lain. Modal kerja itu dipinjam dari bank. Pinjaman ini unpledged, artinya tidak ada aset yang diagunkan,'' ungkap Benny. Ditambahkannya, membayar gaji termasuk dalam biaya operasi. ''Tapi bukan berarti pinjam uang untuk bayar gaji. Intinya tidak akan ada bank yang mau memberi pinjaman untuk tujuan bayar gaji,'' tegas Benny.
Dikatakannya, perputaran uang di Pos per bulan rata-rata sekitar Rp 20-an triliun (karena pos punya jasa keuangan). ''Bahwa perusahaan struggle dalam menghadapi disrupsi itu tidak unik dan wajar saja. Untuk menjawab disrupsi yang tengah terjadi beberapa waktu terakhir ini Pos Indonesia sedang melakukan transformasi bisnis. Meliputi semua aspek, yaitu bisnis, SDM, penguatan anak usaha, pengembangan produk baru, dan lain-lain,'' tutur Benny.
Menurut Benny, perlu diketahui Pos adalah anggota UPU (Universal Postal Union) sebuah organ PBB yang menaungi Postal Operations di seluruh dunia. Keanggotaan di UPU diwakili oleh negara yakni Kementerian Kominfo dan Pos Indonesia. ''Dalam sejarah postal dunia, sekalipun mengalami situasi sulit, negara akan tetap mempertahankan keberadaannya. Sebagai contoh: di Amerika Serikat US Postal mempunyai pendapatan 1000 triliun rupiah, tetapi mengalami defisit 100-an triliun rupiah setiap tahunnya dan tetap beroperasi seperti biasa,'' tandasnya.
Untuk itu Benny menegaskan bahwa Pos Indonesia tidak pailit. ''Bagaimana bisa dibilang bankrut? Jelas ini pendiskreditan tanpa data,'' ucap Benny. Iapun mengungkapkan beberapa fakta. Antara lain, rating korporat A, Rating MTN A, semua hutang lancar, hak karyawan tidak tertunda. ''Juga semua aset dalam kendali penuh dan tidak ada yang diagunkan. Juga turn over jasa keuangan sekitar 20 an triliun rupiah per bulan,'' ucap Benny. Selain itu menurutnya, BPJS, iuran pensiunan dibayar lancar tidak ada tunggakan.