REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Aliran Sungai Cileungsi yang kini berwarna hitam dan kental dikeluhkan oleh warga sekitar karena bau yang menyengat. Keadaan tersebut dimulai ketika memasuki musim kemarau.
“Di jembatan Wika kita punya pos pantau, warna air disana masih coklat, tetapi empat kilometer ke bawahnya di sekitar jembatan Cikuda daerah Wanaherang itu sudah hitam kental, dan di sana tidak ada perumahan melainkan industri semua,” ujar Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Ciliwung, Puarman, kepada Republika, Ahad (21/7).
Dia menambahkan, pencemaran dan bau di sungai Cileungsi tersebut terjadi setiap tahunnya. Ketika memasuki musim kemarau, debit air berkurang bercampur dengan limbah industri sehingga memunculkan bau yang menyengat.
“Itu sudah menahun, dan tahun lalu yang paling parah itu sekitar Agustus,” ujar dia.
Menurut dia, kondisi tersebut juga berlanjut hingga ke curug Parigi di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi. “Di Kali Bekasi kekentalannya berkurang, karena di perbatasan Vila Nusa Indah dengan Pondok Gede permai itu ada pertemuan Sungai Cileungsi dengan Sungai Cikeas,” kata dia.
Menurut Puarman, kekentalan dan bau yang berkurang di pertemuan sungai tersebut karena kekentalan di aliran Cileungsi mulai teredam oleh aliran sungai Cikeas yang sedikit lebih bersih dengan debit air yang lebih baik.
Dari pantauan Republika, aliran sungai di Cileungsi memang berwarna hitam pekat dengan buih yang menghasilkan bau tidak sedap. Selain itu, panjangnya aliran sungai Cileungsi membuat beberapa wilayah pemukiman juga yang mulai merasakan dampaknya.
Salah satu warga Vila Nusa Indah 2, Esti (48 Tahun), juga mengeluhkan bau tidak sedap yang ia hirup sejak beberapa hari terakhir. Menurut dia, bau yang berasal dari aliran sungai tersebut mengganggu kenyamanan dan aktivitas warga, terlebih dikhawatirkan kesehatan bisa terancam.
Esti meminta agar pemerintah bisa menyelesaikan persoalan tersebut. Sebab, ada banyak efek samping yang bisa dihasilkan dari bau menyengat tersebut. “Masyarakat taunya hitam kental dan bau, mulai parah emang dari malam sampai pagi,” kata dia.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kemitraan DLH Kabupaten Bogor, Endah, mengatakan, sudah mendapatkan laporan dari Kota Bekasi dan juga masyarakat bahwa ada bau menyengat yang diduga dari limbah dan dialirkan ke Sungai Cileungsi. Menurut dia. Limbah dan buih tersebut masih akan diselidiki dan diteliti dari mana asalnya.
“Kebetulan saya sedang dinas luar kota, jadi ada Kadis dan Kasi yang langsung ke sana,” kata dia.
Menurut dia, saat ini sampel sudah diambil dan paling cepat dalam waktu satu pekan akan keluar hasilnya. Dia menambahkan, penanganan lebih lanjut belum bisa langsung dilakukan, karena akan mencari sumber terlebih dahulu.
“Akan disusuri dari mana sumbernya, karena kalau hasil pencemaran itu harus diselidiki dulu, minimal satu pekan,” ujar Endah.