Ahad 21 Jul 2019 10:51 WIB

Menteri Susi Minta Industri Tarik Plastik dari Laut

Indonesia menjadi penyumbang plastik ke laut terbesar kedua di dunia.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Foto: dok. KKP
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta semua industri yang memproduksi plastik menarik plastik mereka dari laut. "Tarik kembali plastiknya. Mereka membuat institusi apa, supaya asosiasi ikut bertanggungjawab juga, sama-sama memerangi plastik, jangan masyarakat saja," ujar Menteri Susi usai Pawai Sampah Plastik di Taman Aspirasi, Jakarta, Ahad (21/7).

Menteri Susi mengatakan Indonesia menjadi penyumbang plastik ke laut terbesar kedua di dunia. Hal ini akan mengancam ekspor ikan Indonesia ke dunia.

Baca Juga

"Kalau tidak, laut di 2040 lebih banyak plastik daripada ikan. Padahal, Indonesia penyumbang ikan nomor dua di Eropa, Indonesia juga penyumbang ikan nomor empat di dunia," ujar Susi.

Lebih lanjut, ia menyebutkan 70 persen sampah plastik berpotensi masuk ke laut Indonesia mengingat 71 persen wilayah Indonesia adalah lautan. "Kita perlu ikan, kita perlu laut yang indah. Ikan untuk kita makan. Ikan untuk industri perikanan kita, sementara kita juga perlu makan supaya jadi pintar, jadi sehat," kata Susi.

Untuk itu, ia bertekad akan akan terus mengampanyekan peningkatan kepedulian terhadap sampah plastik. "Kita terus mengadakan kegiatan menghargai laut, mencintai laut, dengan kampanye tentang bahayanya sampah plastik. Di beberapa pasar ikan sudah tidak gunakan plastik sekali pakai," ujar Susi.

Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Sementara itu, berdasarkan sumber yang sama, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85 ribu ton kantong plastik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement