REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendapatkan penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPan RB). Penghargaan tersebut disematkan untuk program CAK EMUS yang merupakan singkatan dari Cangkrukan Entrepreneur Muda Surabaya.
Kabag Humas Pemkot Surabaya, M. Fikser mengatakan, CAK EMUS adalah program rutin yang digelar di Co-Working Space KORIDOR. Tujuannya, untuk mengakomodir kebutuhan para wirausaha muda, khususnya yang bergerak di bidang usaha rintisan alias startup.
“Para wirausaha muda ini tentu butuh dukungan dan fasilitasi dari pemerintah kota untuk berkembang. Dukungan yang dimaksud tidak hanya bicara soal modal, tetapi juga terciptanya suatu ekosistem yang menunjang. Melalui CAK EMUS, mereka bisa saling sharing dan belajar serta membenahi kelemahan mereka,” kata Fikser di Surabaya, Jumat (19/7).
Fikser menyatakan, Pemkot Surabaya memang tengah fokus mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha muda. Oleh karenanya, KORIDOR hadir di tengah-tengah masyarakat. KORIDOR adalah ruang kerja bersama yang dapat dimanfaatkan secara gratis. Letaknya berada di lantai tiga Gedung Siola, Surabaya.
Tempat ini juga buka selama 24 jam dengan fasilitas antara lain, free wi-fi, ruang pertemuan, ruang bekerja, ruang training, dan sebagainya. Pengunjung dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas tersebut dengan syarat menunjang bidang kinerja atau usahanya.
Menteri PAN RB Syafruddin mengungkapkan, sejak pertama kali diselenggarakan pada 2014, tren peserta penghargaan ini selalu meningkat. Tahun ini, jumlah proposal yang masuk sebanyak 3.156 proposal. Kemudian diseleksi secara administrasi menjadi 1.627 proposal yang kemudian dilanjutkan menjadi 99 inovasi terpilih.
Syafruddin berharap, Top 99 Inovasi Pelayanan Publik mampu mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, baik di kementerian, lembaga hingga pemerintah daerah. “Saat ini instansi pemerintah harus berlomba-lomba menciptakan inovasi, sebab mereka (instansi pemerintah) dihadapkan dengan ekspektasi publik yang tinggi,” ujarnya.