Jumat 19 Jul 2019 11:02 WIB

Ikan Asin Berformalin Masih Ditemukan di Pasar Semarang

Sampel ikan asin di Pasar Tambak Lorok, Semarang, terbukti positif formalin.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Reiny Dwinanda
Ikan asin. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Rahmad
Ikan asin. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG -- Warga Semarang, Jawa Tengah diimbau untuk jeli dan teliti dalam memilih produk hasil perikanan yang akan dikonsumsi. Pasalnya, ikan asin yang mengandung formalin masih ditemukan oleh tim Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang, saat melakukan Sosialisasi dan Coaching Clinic Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di Kampung Nelayan Tambak Lorok, Kecamatan Semarang Utara, belum lama ini.

“Pada saat dilakukan uji formalin gratis di Pasar Tambak Lorok, tim BKIPM masih menemukan produk ikan asin yang mengadung formalin,” kata Kepala BKIPM Semarang, Raden, Gatot Perdana, Jumat (19/7).

Menurut Gatot, temuan produk yang masih mengandung formalin tersebut adalah ikan asin jambal cucut. Berdasarkan penuturan pedagang di pasar ini, ikan asin jambal cucut dipasok dari Tuban, Jawa Timur.

Atas temuan tersebut, tim BKIPM Semarang kemudian melakukan edukasi dan pembinaan kepada pedagang. Sementara itu, produk ikan asin yang mengandung zat kimia berbahaya dan tidak memenuhi syarat kesehatan produk perikanan juga ditarik. 

Gatot mengungkapkan, uji formalin gratis telah dilakukan di Pasar Tambak Lorok terhadap beberapa sampel terhadap daging ayam, ikan mujair, ikan asin, seperti teri, jambal cucut dan jambal hiu, pedo, tahu, hingga ikan asap. Para pedagang dan warga sekitar turut menyaksikan proses pengujian dan beberapa di antaranya secara sukarela menyerahkan ikan dan bahan makanan untuk diuji kandungan bahan berbahayanya.

“Dari Pasar Tambak Lorok ditemukan salah satu sampel produk ikan asin yang positif mengandung formalin,” jelasnya.

Gatot mengatakan, sosialisasi dan coaching clinic mutu dan keamanan hasil perikanan di Kampung Nelayan Tambak Lorok dan RW 14 Kelurahan Tanjung Mas ini digelar dalam rangka pelaksanaan rangkaian agenda Bulan Bakti KIPM 2019. Sasarannya untuk menjaga mutu dan keamanan hasil perikanan di wilayah Jawa Tengah.

Sementara itu, perwakilan warga Kampung Tambak Lorok, Kasbowo mengatakan, warga Tambak Lorok menyambut baik sosialisasi dan coaching clinic yang dilaksanakan oleh BKIPM Semarang ini. Apalagi, saat ini warga nelayan Tambak Lorok tengah menaruh harapan kepada pemerintah untuk diberikan pendampingan dan pelatihan untuk mengolah hasil tangkapan menjadi bakso ikan.

“Selain berharap bantuan mesin pengering ikan dan box pendingin untuk menyimpan ikan segar, warga juga penting memahami dan melakukan cara-cara pengolahan produk perikanan yang baik dan bisa menghasilkan makanan yang sehat,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement