REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak dua kecamatan di Kabupaten Garut mulai kesulitan air bersih akibat musim kemarau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut telah menerima permintaan pendistribusian air bersih dari Kecamatan Caringin dan Kecamatan Leles.
"Baru Caringin dan Leles sudah meminta bantuan air bersih," kata Kepala BPBD Kabupaten Garut Dadi Djakaria saat dikonfirmasi, Kamis (18/7).
Ia mengatakan, penyaluran air bersih dilakukan oleh PDAM dan Dinas Sosial. Pasalnya, BPBD Kabupaten Garut belum memiliki mobil tangki untuk mendistribusikan air.
Menurut di, BPBD masih melakukan pendataan dan mencari titik kekeringan. Pendataan itu juga disesuaikan dengan data kekeringan pada 2018. Ia menilai, wilayah yang biasa mulai kekeringan adalah Kecamatan Cibatu.
Sementara itu, Polres Garut juga telah menerjunkan anggotanya untuk menelusuri daerah rawan air bersih. Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan, pemantauan dilakukan oleh anggota yang bertugas di polsek-polsek di wilayahnya. "Kita sudah monitor daerah mana yang menjadi rawan air bersih," kata dia
Namun hingga saat ini, belum ada warga yang melaporkan kesulitan air bersih. Ia mengatakan, pihaknya akan langsung berkoordinasi dengan PDAM ketika ada laporan permintaan air bersih.
Menurut dia, jajarannya selalu siaga setiap tahun ketika memasuki musim kemarau. Pada musim kemarau tahun lalu, polisi juga ikut mendistribusikan air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan atau kesulitan mendapatkan air bersih.
Ia menyebutkan, daerah yang menjadi sorotan penyaluran bantuan air bersih, di antaranya sejumlah titik di Kecamatan Cibatu, Wanaraja, Cibiuk, dan beberapa daerah lainnya. "Daerah yang rawan air bersih menjadi prioritas perhatian kami untuk secepatnya mengirimkan air," katanya.