REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, prihatin dengan warganya yang masih ketergantungan dengan 'bank emok'. Karena itu, ia meminta supaya warganya menghindari bank tersebut. Sebab, jeratan bank emok sangat merugikan masyarakat. "Mari, kita hindari bank emok. Terutama, bagi ibu-ibu yang selama ini bersinggungan dengan bank emok," ujar Cellica, Kamis (18/7).
Karena itu, Cellica menegaskan Pemerintah Kabupaten Karawang membuat program bantuan permodalan untuk usaha kecil. Anggarannya, memang masih kecil. Namun, ke depan alokasi untuk permodalan usaha kecil ini akan ditingkatkan. "Untuk mekanismenya selanjutnya silahkan menghubungi camat dan petugas terkait," ujar Cellica.
Cellica menyebutkan, saat ini banyak warganya yang terjerat rayuan bank emok. Bank emok disini, yaitu rentenir yang mendatangi warga-warga untuk memberikan pinjaman. Warga yang meminjam bank ini, tidak bisa perseorangan. Melainkan, harus berkelompok di satu wilayahnya.
"Kenapa disebut bank emok, karena peminjamnya rata-rata ibu-ibu. Serta, biasanya mereka yang meminjam duduknya emok (cara duduk perempuan dalam bahasa Sunda, Red). Makanya, disebut bank emok," ujar Cellica.
Adapun, yang berhak mendapat bantuan permodalan ini khusus kepada usaha kecil yang sudah jalan (produktif). Seperti, pedagang nasi uduk atau makanan khas Karawang. Sebab, usaha kecil ini modalnya tak terlalu besar. Dengan modal Rp 1 juta, mereka sudah bisa berjualan.
Menurut Cellica, dengan bantuan modal dari pemerintah ini, diharapkan masyarakat kalangan bawah tak lagi terjerat rentenir. Seperti bank emok. Sebab, jeratan mereka sangat merugikan. "Makanya, perlu diintervensi. Salah satunya, pemkab mengalokasikan anggaran untuk permodalan usaha kecil ini," jelasnya.