REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran yakin Palangka Raya, Kalimantan Tengah, akan didapuk sebagai ibu kota baru Indonesia. Alasan historis dan strategis dinilai menjadi faktor acuan mengapa Palangka Raya dapat dijadikan Ibu Kota RI selanjutnya.
Menurut dia, dengan potensi luas wilayah Kalimantan Tengah 1,5 kali lebih luas dibanding Pulau Jawa membuat Palangka Raya sangat cocok menjadi Ibu Kota baru. Menurut dia, Provinsi Kalimantan Tengah juga provinsi terluas kedua setelah Papua.
“Kita siap, potensi Palangka Raya dan Kalimantan Tengah sangat besar,” kata Sugianto kepada wartawan, di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (18/7).
Secara historis, menurut dia, Palangka Raya juga merupakan wilayah pilihan yang pantas menyandang predikat Ibu Kota sejak era Presiden Soekarno. Sejarah tersebut bahkan masih meninggalkan bukti fisik di pusat kota Palangka Raya.
Dia menceritakan, di Palangka Raya terdapat ikon kota bernama Bundaran Besar yang terletak di jantung kota. Ikon tersebut menurutnya sudah dibangun dengan visi misi besar pemimpin Indonesia tempo dulu yang mempersiapkan Palangka Raya untuk Ibu Kota. Bahkan, Bundaran Besar dibangun lebih dulu dibandingkan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta.
“Artinya, Palangka Raya memang sudah siap dan sudah saatnya jadi Ibu Kota RI,” kata Sugianto.
Sebagai catatan, pemerintah masih mengkaji pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke wilayah Kalimantan. Pilihan wilayah Ibu Kota baru mengerucut yakni Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Diketahui, proyek pembangunan Ibu Kota baru bakal menelan biaya sebesar Rp 466 triliun yang akan didanai dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).