Rabu 17 Jul 2019 22:30 WIB

Pengamat: Bamsoet Diuntungkan dari Pertemuan dengan Jokowi

Pengamat menilai Airlangga dan Bamsoet tengah berebut restu dari Jokowi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menjawab pertanyaan wartawan seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/7/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menjawab pertanyaan wartawan seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Bunda Mulia (UBM) Silvanus Alvin menilai, persaingan menuju kursi ketua umum Golkar merupakan kompetisi untuk mengantongi restu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Jokowi memerlukan jaminan kenyamanan dari figur ketua umum Golkar dalam memimpin pemerintahan selama lima tahun ke depan.

Dalam catatan Silvanus, saat ini memang baru dua figur di internal Golkar yang telah muncul sebagai calon ketua umum, yakni Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo alias Bamsoet. Menurutnya, restu dari Jokowi akan menentukan suara para pemegang hak pilih di Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.

Baca Juga

“Baik Bamsoet dan Airlangga, keduanya akan memperebutkan Jokowi's favor atau restu Jokowi. Jokowi's favor ini penting karena hal ini yang akan jadi acuan bagi kader-kader Golkar yang memegang hak pilih nanti,” kata Silvanus di Jakarta, Rabu (17/7).

Dia berpendapat, Jokowi memang gemar menyampaikan pesan politik secara tersirat. Dia kemudian menganalis perbedaan durasi pertemuan Jokowi dengan Bamsoet maupun Airlangga.

Dia menilai, pertemuan empat mata antara Jokowi dengan Bamsoet di Istana Negara pada Senin (15/7) lalu membuat kader Golkar yang kini memimpin DPR itu lebih unggul. "Untuk saat ini posisi Bamsoet memang berada di atas angin karena ada efek positif pasca-pertemuannya dengan Jokowi," katanya.

Dia menuturkan, perbedaan durasi pertemuan juga menunjukkan tingkat kenyamanan Jokowi. Semakin lama durasi pertemuan, kata Silvanus, berarti Jokowi merasa makin nyaman dan akrab.

"Bila pertemuan hanya sebentar, ya dapat diartikan kurang nyaman. Apalagi Jokowi ini tipe politisi yang mengedepankan 'kerja, kerja dan kerja' sehingga waktu itu sangat berharga," tambahnya.

Sementara Airlangga, Silvanus menilai, posisinya diuntungkan karena menjadi ketua umum Golkar. Namun, dia mengatakan, baik Airlangga maupun Bamsoet masih belum sepenuhnya aman karena masih ada waktu hingga munas mendatang.

Menurutnya, Golkar yang notabene partai selalu menjadi bagian pemerintahan juga ingin memiliki ketua umum yang punya hubungan baik dengan Presiden Jokowi. Karena itu, Silvanus mengatakan, Jokowi tentu akan mencermati Bamsoet ataupun Airlangga di bursa calon ketua umum Golkar.

"Oleh karena itu, parameter dalam menentukan kandidat mana yang akan di-support Jokowi adalah kompetensi. Baik Bamsoet dan Airlangga akan dilihat track record-nya seperti apa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement