Rabu 17 Jul 2019 22:10 WIB

BPPT Upayakan Pengembangan PLTSA Ramah Lingkungan

BPPT mengembangkan laboratorium PLTSA di Bantar Gebang terkait ramah lingkungan.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berupaya mengkaji teknologi yang ramah lingkungan dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah. Bahkan, kegunaan laboratorium PLTSA yang dikembangkan oleh BPPT di Bantar Gebang untuk mendapatkan seluruh kajian terkait dengan ramah lingkungan.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan mengatakan produk akhir yang dihasilkan dalam pembangunan PLTSA tersebut adalah fly ash atau abu terbang dan bottom ash atau abu yang tidak naik. Produk akhir itu diharapkan tidak akan mencemari lingkungan.

Baca Juga

Saat ini, BPPT, kata dia, bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang melaksanakan pengujian untuk memastikan bahwa zat-zat yang mencemari lingkungan itu tidak ada di dalam proses akhir PLTSA. Dioksin dan turan yang memang menjadi gas beracun juga harus dipastikan tidak ada di dalam proses akhir di PLTSA.

Tentu saja, ia mengatakan, hal tersebut, membutuhkan waktu dan kajian yang mendalam. "Oleh karenanya saya sebutkan di sinilah bagaimana kita memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar betul-betul yang dihasilkan oleh kita sendiri, bangsa kita sendiri," katanya " katanya sebelum mengawali acara Electric Vehicle Focus Group Discussion (FGD) bertema "Menyongsong Era Kendaraan Listrik. Siapkah kita?" di Jakarta, Rabu (17/7).

Hammam Riza menyampaikan pengkajian teknologi PLTSA yang ramah lingkungan itu dalam acara diskusi tentang kesiapan Indonesia dalam menyongsong era kendaraan mobil listrik. Kepala BPPT tersebut berharap pengembangan kendaraan bermotor listrik itu dapat mendorong pengembangan kendaraan yang juga ramah lingkungan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement