Kamis 18 Jul 2019 01:00 WIB

Warga 13 Desa di Banjarnegara Alami Kesulitan Air Bersih

Sebagian besar desa tersebut, berada di wilayah pegunungan selatan Banjarnegara.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Air bersih (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Air bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,   BANJARNEGARA -- Dampak kekeringan sudah dirasakan warga di hampir semua kabupaten wilayah eks Karesidenan Banyumas. Selain Kabupaten Banyumas, Cilacap dan Purbalingga, kesulitan mendapatkan air bersih juga dirasakan warga Kabupaten Banjarnegara.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arief Rahman, menyebutkan di wilayahnya saat ini sudah ada 13 desa di tujuh kecamatan yang mengalami kesulitan air bersih. Ke 13 desa tersebut tersebar di Kecamatan Klampok, Purwonegoro, Mandiraja, Susukan, Pagedongan, Bawang dan Kecamatan Banjarnegara.

Baca Juga

''Desa terbanyak yang warganya mengalami kesulitan air bersih, ada di wilayah Kecamatan Purwonegoro. Di kecamatan itu, ada 5 desa yang sudah kesulitan mendapat air bersih,'' jelasnya. 

Sebagian besar desa tersebut, berada di wilayah pegunungan selatan Banjarnegara. Desa-desa yang mengalami kesulitan air bersih tersebut, menurut Arief Rahman, sudah mendapatkan bantuan pasokan air bersih. Hingga Rabu (17/7), sudah 48 tangki air masing-masing berkapasitas 5.000 liter yang disalurkan ke desa-desa terdampak tersebut.

 ''Setiap hari, kita menyalurkan 6 tangki air ke desa-desa terdampak,'' katanya.

Dia juga menyatakan, BPBD akan terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa agar setiap ada desa yang mengalami kesulitan air bersih, bisa segera tertangani.  Arief juga menyatakan, untuk mengatasi dampak kekeringan di musim kemarau, berbagai program antisipasi sebenarnya sudah dilaksanakan. Antara lain dengan kegiatan pembuatan embung hingga pamsimas.

''Tapi pada musim kemarau seperti sekarang, sumber air yang ada  ternyata tidak mampu mencukupi kebutuhan air bersih warga,'' katanya.

Tahun ini, kata Arief, BPBD mulai mendata keberadaan mata air di wilayah-wilayah yang selama ini masuk kategori rawan krisis air bersih. BPBD juga akan berkoordinasi berkoordinasi agar di lokasi mata air tersebut, bisa disediakan tanaman keras untuk menahan air.

''Penanaman tanaman keras ini perlu dilakukan untuk menyimpan air, sehingga mata air yang ada bisa tetap mengalirkan air meski pun sedang berlangsung kemarau,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement