Rabu 17 Jul 2019 17:36 WIB

Kota Bandung Canangkan Gerakan Memanen Hujan

Masyarakat yang membuat drum pori bisa merakan kegunaan airnya terutama saat kemarau.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Hujan lebat mengakibatkan genangan air/ilustrasi
Foto: wikipedia
Hujan lebat mengakibatkan genangan air/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota Bandung mencanangkan Gerakan Memanen Air Hujan. Gerakan ini dilakukan dengan memperbanyak drum pori di wilayah untuk menyerap air saat hujan. Wali Kota Bandung Oded M. Danial bersama Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana meresmikan gerakan ini di RW 07 Kelurahan Pasir Endah, Kecamatan Ujungberung, Rabu (17/7). 

Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengatakan gerakan ini akan menjadi salah satu program unggulan Pemkot Bandung. Masyarakat yang membuat drum pori bisa merakan kegunaan airnya terutama saat musim kemarau karena telah ditampung saat musim hujan.

Baca Juga

“Mengapa dikatakan Gerakan Bandung Memanen Air Hujan karena siapa yang rajin menabung bakal memanen. Kita sekarang punya gerakan ini dengan konsep drumpori,” kata Oded.

Ia mengungkapkan tak hanya menampung air, drump ini juga bisa menjadi media mengatasi masalah banjir. Selama ini banjir terjadi karena kurangnya resapan air akibat betonisasi seiring masifnya pembangunan di berbagai wilayah.

Namun, dengan drump ini maka pemukiman warga yang telah sudah dibeton bisa tetap menyerap air. Drump dibuat dengan melubangi bagian atasnya untuk menyerap air hujan yang turun. Ia pun ingin gerakan ini mulai masif terutama di kawasan Bandung Utara.

“Saya berharap teorinya kenapa di utara dulu karena sifat air dari atas ke bawah maka ketika di utara sudah tertandon maka di Gedebage di selatan nggak banyak air turun,” ujarnya.

Ia berharap tidak hanya mengandalkan pembuatan drump oleh Pemkot Bandung. Masyarakat bisa membuat sendiri dengan swakelola dengan biaya yang relatif murah. Sebab drumpori ini bisa dimanfaatkan oleh warga disekitar tempat dibuat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan drum pori menjadi media penampungan air saat hujan turun. Nantinya air akan terserap ke dalam tanah sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan air tanah masyarakat sekitarnya.

“Pada musim penghujan juga bisa mengurangi debit air walaupun belum signifikan karena masih sedikit,” kata Didi.

Menurutnya drump memiliki konsep sama dengan kolam retensi atau wetland yang juga sedang digencarkan. Namun drumpori lebih pada skala kecil yang lebih fleksibel namun tidak bisa dijadikan potensi pariwisata dan ekonomi seperti kolam retensi.

Didi menyebutkan saat ini sudah ada 209 drumpori yang terpasang di berbagai wilayah. Ia ingin ke depannya masyarakat dapat tergugah untuk membuat di wilayahnya masing-masing agar gerakan ini biaa masif di seluruh Kota Bandung. Untuk memasifkan pihaknya juga akan bekerjasama dengan pihak lain untuk CSR pengadaan drum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement