Rabu 17 Jul 2019 09:42 WIB

Instruktur BLK Dilatih Cloud Computing

Instruktur BLK diminta terus beradaptasi dengan dunia digital.

Kementerian Ketenagakerjaan dan Amazon Web Services (AWS) bekerjasama terkait pelatihan Cloud computing bagi instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK), Unit pelaksana Teknis Pusat (UPTP) maupun milik pemerintah daerah
Foto: Kemenaker
Kementerian Ketenagakerjaan dan Amazon Web Services (AWS) bekerjasama terkait pelatihan Cloud computing bagi instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK), Unit pelaksana Teknis Pusat (UPTP) maupun milik pemerintah daerah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan dan Amazon Web Services (AWS) bekerja sama terkait pelatihan cloud computing bagi instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK), Unit pelaksana Teknis Pusat (UPTP) maupun milik pemerintah daerah. Total yang akan dilatih sebanyak 400 orang.

Pada 2019 ini direncanakan ada 100 instruktur yang akan dilatih. Pada 2020 akan ada 300 instruktur.

Baca Juga

“Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan instruktur-instruktur BLK ke depannya akan bisa terus beradaptasi dengan perkembangan dunia digital yang inovatif untuk meningkatkan nilai produktivitas,” Kata Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri di Jakarta, Selasa (16/7)

photo
Kementerian Ketenagakerjaan dan Amazon Web Services (AWS) bekerjasama terkait pelatihan cloud computing bagi instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK), Unit pelaksana Teknis Pusat (UPTP) maupun milik pemerintah daerah

Hanif mengatakan, saat ini perkembangan teknologi dan informasi di Indonesia kian masif terutama dari segi penggunaannya. Oleh karena ini para instruktur di BLK wajib memiliki keahlian khusus termasuk menguasai cloud computing.

Cloud computing merupakan teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi. Pengguna komputer diberikan hak akses (login). Penerapan komputasi awan saat ini sudah dilakukan oleh sejumlah perusahaan IT terkemuka di dunia. 

Hanif menyebut saat ini para peserta pelatihan di BLK perlu dibekali pelatihan-pelatihan seperti pelatihan digital/digital skill. Hal tersebut sangatlah penting guna mendukung produktivitas baik dari segi perekonomian masyarakat Indonesia.

"Paradigma dalam melihat masa depan terkait dengan pengembangan sumber daya manusia telah berubah, maka dari itu pengembangan digital skill menjadi sangat penting untuk masyarakat kita untuk bisa dimanfaatkan guna keperluan produktif," ujar Hanif.

Hanif juga mengajak para stakeholder lain agar terus mendukung pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten. Untuk itu pemerintah membuka diri dan memberikan fasilitas bagi industri dan investor untuk bersama-sama mendukung hal ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement