REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabai di sejumlah daerah terus mengalami kenaikan. Dalam sebulan terakhir, kenaikan harga terpantau mencapai Rp 20 ribu per kilogram (kg) untuk jenis cabai rawit. Menurut pemerintah dan asosiasi, kenaikan harga cabai karena pasokan yang masuk ke pasar merosot dan datangnya musim kemarau.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, Selasa (16/7), harga rata-rata cabai rawit secara nasional mencapai Rp 60.850 per kg. Sebulan lalu, harganya masih di kisaran Rp 39.550 per kg. Adapun harga cabai merah naik dari Rp 50.050 per kg menjadi Rp 60.100 per kg.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Manshuri mengatakan, suplai cabai di pasar semakin minim. Pedagang semakin sulit mencari pasokan cabai sehingga pergerakan harga di pasar tidak terbendung. “Mau tidak mau karena suplainya minim dan kebutuhannya tetap, harga terus naik,” kata Abdullah.
Dia khawatir kenaikan harga cabai yang berlangsung sejak Lebaran kemarin akan berlangsung panjang dan mengakibatkan pedagang semakin sulit mencari laba. Abdullah berharap, jika panen raya sudah berlangsung, pemerintah segera menggelontorkan pasokan ke pedagang secara langsung dan tidak menggelar operasi pasar (OP).
Di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, cabai masih menjadi komoditas yang paling cepat kenaikan harganya. Harga di tingkat agen pengecer, cabai rawit merah dijual Rp 68 ribu per kg, sedangkan cabai merah keriting Rp 60 ribu pr kg.
Arya, seorang pedagang, menyatakan harga cabai rawit merah naik Rp 8.000 daripada hari sebelumnya. "Hari ini naik lagi," kata Arya, kemarin.
Ia mengatakan, cabai yang dijualnya berasal dari Malang, Jawa Timur, telah mengalami kenaikan karena kurangnya stok. Menurut dia, harga cabai tahun ini lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. "Tahun lalu harga cabai tertinggi sekitar Rp 50 ribu per kg," ujar Arya.
Harga cabai di Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri), malah melonjak hingga Rp 95 ribu per kg dari biasanya sekitar Rp 40 ribu per kg. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tanjung Pinang Ahmad Yani mengakui, Pemkot Tanjung Pinang kesulitan mengendalikan harga cabai karena tingginya harga mulai dari produsen. "Di Jawa, Semarang, harganya sudah Rp 73 ribu per kg. Biaya distribusinya sampai ke sini sekitar Rp 30 ribu," ucap Ahmad.
Ia menyarankan masyarakat di daerah untuk mulai menanam cabai di pekarangan rumah demi mengurangi permintaan. Sedangkan, untuk jangka panjang, kata dia, Pemkot Tanjung Pinang akan megusahakan lahan-lahan tidur yang ada untuk kemudian dimanfaatkan sebagai pertanian cabai. "Kalau untuk menurunkan, tidak bisa. Ini mekanisme pasar," kata dia pasrah.