Selasa 16 Jul 2019 16:38 WIB

Thia Inisiasi Pelatihan Menulis Buku Cerita Sesuai Imajinasi

Dengan menulis otomatis bisa membentuk pola fikir dan prilaku anak.

Rep: Maman Sudiaman/ Red: Agus Yulianto
 Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Hj Thia Yufada Dodi Reza menginisiasi pelatihan menulis cerita pada anak-anak SD di Muba.
Foto: Foto: Humas Pemkab Muba
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Hj Thia Yufada Dodi Reza menginisiasi pelatihan menulis cerita pada anak-anak SD di Muba.

REPUBLIKA.CO.ID,  SEKAYU -- Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Hj Thia Yufada Dodi Reza bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Muba, menggelar pelatihan pembuatan buku anak untuk jenjang sekolah dasar (SD) kelas 4,5 dan 6, di Aula Disdikbud Kabupaten Muba.

Thia Yufada sekaligus selaku Bunda Baca Kabupaten Muba mengatakan, bahwa latar belakang atas inisiasi pelatihan ini berawal dari pengalaman kedua putri kembarnya yaitu Aletta dan Atalie yang  bersekolah SD Mentari Nasional. Di sekolah tersebut ada kurikulum yang dimandori oleh J Proboantoro, seorang penulis yang sudah meluncurkan buku cerita anak sejak 2003. 

Di sekolah tersebut setiap anak dibimbing untuk membuat cerita berdasarkan imajinasinya. Ada yang mengambil dari angle dan sudut pandang yang berbeda. Misalkan ada satu tema besar, anak-anak disilahkan untuk mengembangkan cerita masing-masing, dan hasilnya bagus, artinya setiap orang punya inspirasi, jika dirangkul dan dibimbing bisa membuat cerita yang berbeda. 

photo
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Hj Thia Yufada Dodi Reza bekerja sama dengan Disdikbub Kebupaten Muba menggelar pelatihan pembuatan buku anak. (Foto: Humas Pemkab Muba)

"Yang saya lihat dari proses menulis cerita,  mereka menjadi pemerhati dirumah, banyak diskusi dengan saya terkait penulisan mereka, saya bilang tulis saja apa yang kamu mau tulis,  nanti disekolah akan dibimbing. Nah disini proses belajar menulis otomatis bisa membentuk pola fikir mereka. Ujung dari penulisan cerita ini akan dicetak dan dijadikan buku. Tentu kebanggan bagi anak jika nanti ke toko buku ada cerita mereka di dalam sebuah buku cerita anak yang diterbitkan, "ujar Thia, Selasa (16/7).

Istri Bupati Muba yang juga sebagai Women insipiration 2019 ini juga mengungkapkan, belajar menulis bisa membentuk pola prilaku anak, bagaimana menghargai imajinasi sendiri, menuangkan ide dalam bentuk kalimat berderet, serta sejak dini harus dikenalkan dengan kebiasaan menulis dengan bahasa dan tutur yang baik. Karena nantinya, kata dia, di masa datang mereka akan menulis skripsi, karya ilmia dan sebagainya.

"Saya sebagai Bunda Baca mengajak anak-anak bukan hanya gemar membaca. Karena sekarang anak-anak buka gadget saja dan terhubung di wifi bisa membaca apa saja. Nah tantangan kita sekarang bagaimana memantau anak kita baca apa, maka dari itu nanti jika penulisan cerita bisa diterbitkan menjadi buku cerita, maka akan menjadi sumber bacaan yang baik bagi anak-anak," ujarnya.

Dikatakan Thia, pada prinsipnya setiap orang bisa menulis dan berdiskusi, tidak ada yang tidak bisa menuangkan imajinasi ke tulisan. Kalau pelatihan menulis cerita ini diminati oleh anak-anak mudah-mudahan bisa jadi seorang penulis, namun paling tidak mereka dapatkan pengalaman bagaimana sulitnya menulis, menuangkan imajinasi dalam tulisan dan menghargai sebuah proses.

"Mudah-mudahan kegiatan ini mendapatkan manfaat bagi anak-anak kita, akan lahir dan terbit buku cerita anak-anak Kabupaten Muba. Yang terpenting saya titipkan anak-anak kepada para guru yang saya yakini ditangan yang tepat dengan ilmu-ilmu yang mumpuni, mampu menerbitkan buku di masa mendatang," harap Thia.

Sementara Kepala Disdikbud Kabupaten Muba Musni Wijaya SSos MSi mengatakan bahwa pelatihan sudah dimulai sejak kemarin,(senin 15 Juli 2019). Dan diikuti 30 peserta dan 30 SD dalam Wilayah Kecamatan Sekayu. 

"Luar biasa apa yang disampaikan terkait metode pembelajaran oleh J.Proboantoro, ada pembelajaran melalui diskusi, games, menulis cerita dan sebagainya. Nah, kami sudah sampaikan kegiatan ini bukan kegiatan terakhir, nanti akan ada kegiatan lanjutan sesi gelombang berikutnya. Dan kami pikir pelatihan pembuatan buku bukan hanya untuk jenjang SD tapi jenjang SMP juga perlu. Ke depan harus ada target kita untuk menulis," ujarnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement