REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Harian Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, mengatakan, kekeringan terjadi di tujuh provinsi di Indonesia. Secara keseluruhan terdapat sebanyak 79 kabupaten/kota di tujuh provinsi tersebut yang mengalami kekeringan dengan perincian 1.969 desa/kelurahan di 556 kecamatan.
"Banyak lokasi yang terjadi kekeringan, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur," katanya di Jakarta, Selasa.
BNPB memperkirakan masih ada wilayah lain yang juga akan mengalami kekeringan. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau 2019 diprakirakan akan terjadi pada pertengahan Agustus.
"BNPB sudah punya dana siap pakai apabila ada daerah yang kekeringan dan memerlukan bantuan," katanya.
Selain itu, menurut Augus, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tiap daerah juga tetap berupaya mengatasi kekeringan. BPBD bekerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga sosial, dunia usaha, dan masyarakat demi ketersediaan air bersih.
"Pengiriman air bersih ke wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan terus dilakukan menggunakan mobil-mobil tangki dan BPBD juga mengupayakan pembuatan sumur bor dan hidran umum," katanya.
Di beberapa wilayah, terutama yang mengalami hingga 60 hari tanpa hujan, menurut Agus, juga sudah dilakukan operasi udara untuk membuat hujan buatan. Namun, data perinci tentang operasi tersebut masih dikumpulkan.
"BNPB dan BPBD juga berupaya dengan melakukan kampanye hemat air," kata Agus.