REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) meyakini, pencopotan sejumlah pimpinan DPD II tak mempengaruhi upayanya untuk menjadi orang nomor satu Golkar. Bamsoet yakin pada akhirnya masalah itu bisa selesai.
"Tidak berpengaruh, mereka semakin kuat. Semakin yakin bahwa ini akan selesai, saatnya akan indah. Itu bisa dianulir," ujar Bamsoet saar ditemui di kediaman Presiden RI ke-3 BJ Habibie, Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin (15/7).
Bamsoet masih percaya dinamika menjelang kontestasi caketum dalam musyawarah nasional (munas) Golkar kerap terjadi. Bahkan, kata dia, pada masa sebelumnya sempat terjadi kasus serupa ketika terjadi pemecatan tokoh-tokoh menjelang munas.
Namun, kemudian dinamika itu berangsur membaik dengan dipulihkannya para tokoh yang dipecat. Menurut Bamsoet, pemecatan menjelang munas bukan kali ini saja terjadi. "Penyakit pemecatan, plt menjelang Munas bukan sekali dua kali. Pelajarannya agar tidak terjadi perpecahan kembali," ujar Bamsoet.
Bamsoet pun menyatakan niatnya untuk bertemu dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang juga bakal menjadi pesaingnya dalam kontestasi ketua umum. "Saya akan meminta waktu bertemu beliau pada saatnya untuk diskusi agar bisa bersaing secara sehat dan menjaga keutuhan partai," kata dia.
Bamsoet dan Airlangga sempat bertemu di acara Pidato Presiden terpilih Joko Widodo yang digelar di Sentul, Bogor pada Ahad (14/7). Namun, pertemuan itu, kata Bamsoet hanya sekadar salaman dan menanyakan kabar.
Bamsoet juga menyatakan akan merangkul pendiri-pendiri Golkar yang lain. Menurut dia, Golkar harus menjadi partai tengah nasionalis yang mampu merangkul semua kekuatan yang ada. "Nah sekarang ini trennya pendiri-pendiri ini lari ke partai lain, sekarang ini harus dirangkul kembali. Golkar harus jadi kekuatan partai tengah, nasionalis yang bisa merangkul semua kekuatan yang ada," ujar dia.
Arif Satrio Nugroho