Selasa 16 Jul 2019 03:19 WIB

Menitip Harapan di Sekolah

Ada banyak harapan yang ingin disampaikan orang tua murid.

Dwi Murdaningsih
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dwi Murdaningsih*

Hari Senin (15/7), lini masa saya dipenuhi oleh foto anak-anak masuk sekolah. Di status Wahatsapp, maupun Instagram Story, para orang tua membagikan foto anak-anak mereka pertama kali ke sekolah.

Foto-foto itu seolah menandai keriuhan penerimaan siswa baru yang kemarin sudah selesai. Bahwa banyak orang tua yang dibuat pusing dengan pendaftaran siswa baru seolah sudah selesai.

Terharu dan deg-deg-an. Begitu kata mereka ketika bercerita perasaan melihat sang buah hati memakai seragam. Terharu karena sepertinya baru kemarin anak bayi lahir lalu kemudian hari ini diantar ke sekolah. Deg-deg-an karena bagi sebagian anak, sekolah adalah hal baru.

Tak sedikit para orang tua yang mengantar siswanya harus mengambil cuti dari pekerjaan. Mereka tak ingin kehilangan momen-momen pertama sang anak di sekolah. Mereka merekam kegiatan anak, mulai dari perkenalan dengan temannya di sekolah, serta aktivitas bermain yang dilakukan.

Ada banyak harapan yang ingin disampaikan. Orang tua tentu berharap kelak semoga sekolah  bisa menjadikan anak-anak bertemu dengan teman-teman yang baik, guru-guru yang baik sehingga sekolah bisa menjadi tempat untuk mencari bekal kehidupannya nanti. Bekal kehidupan bukan hanya soal ilmu, tapi juga soal akhlak dan budi pekerti.

Sekolah diharapkan bisa menjadi tempat yang aman bagi anak. Saat ini, masih kerap dijumpai sekolah bukan merupakan tempat yang aman bagi anak. Perundungan masih sering dijumpai di sekolah. Baik oleh teman sebaya, kakak kelas, maupun oleh oknum guru.

Bagaimana sekolah yang ideal tentu masih menjadi pekerjaan bagi kita bersama. Bukan hanya pekerjaan rumah pemerintah. Tapi di hari  pertama sekolah ini, izinkan kami, para (calon) orang tua murid yang menitipkan anak agar dibantu mendapatkan bekal hidup yang baik. Didiklah murid dengan penuh kasih sayang.

Yang perlu diingat, penerimaan siswa baru tahun ini juga masih menyisakan berbagai persoalan. Sebut saja masalah sekolah-sekolah yang kekurangan siswa. Masalah ini ujungnya pun akan panjang.

Kekurangan siswa menyebabkan jumlah kelas menjadi berkurang. Jam mengajar guru pun otomatis berkurang. Hal ini bisa berdampak pada tunjangan guru.

Semoga pemerintah mendapatkan solusi dan formula agar penerimaan siswa baru yang merupakan agenda tahunan bisa menjadikan pendidikan Indonesia semakin maju dan berkembang. Bukan hanya bagi siswa, tapi juga bagi guru dan orang tua serta semua elemen yang terlibat dalam pendidikan.Dan yang paling penting, semoga semua anak Indonesia bisa mendapatkan akses untuk bersekolah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebelumnya mengatakan akan mengumpulkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan seputar penerapan PPDB 2019 berbasis zonasi. Fakta tersebut  akan direkonstruksi dan dijadikan dasar untuk melakukan penetapan zonasi tahun depan. 

Apapun kebijakan pemerintah nanti, semoga semangat berilmu terus terjaga seperti hari ini, hari pertama masuk sekolah..

*) Penulis adalah redaktur republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement