Senin 15 Jul 2019 16:54 WIB

Bertemu Jokowi, Bamsoet: Hanya Bincang-Bincang Santai

Pertemuan Bamsoet, sapaan Bambang dengan Jokowi terjadi di tengah isu Munas Golkar.

Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menjawab pertanyaan wartawan seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/7/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menjawab pertanyaan wartawan seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Soesatyo bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin (15/7). Pertemuan Bamsoet, sapaan Bambang dengan Jokowi terjadi di tengah isu Munas Golkar.

"Kami hanya bincang-bincang santai saja membicarakan masalah bangsa ke depan, soal kedewanan," kata Bambang Soesatyo (Bambsoet) di lingkungan Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin.

Baca Juga

Beberapa undang-undang, kata Bamsoet, sempat diskusikan dan perlu percepatan karena masa kerja DPR periode 2014-2019 tinggal beberapa bulan lagi. Hal itu perlu kerja sama dengan pemerintah untuk menyelesaikan undang-undang tersebut.

Bamsoet menyebutkan sejumlah UU yang dibicarakan, antara lain, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan UU Pemasyarakatan. "Presiden berpesan Golkar harus dijaga, jangan lagi ada partai-partai baru dari Golkar, cukuplah anak-anak yang kemarin sudah lahir, jangan lahir lagi. Jaga kekompakan, perkuat partai Golkar, rangkul semua kekuatan yang ada," kata Bamsoet.

Selain itu Presiden juga meminta gar Golkar dapat kembali lagi menjadi partai yang menaungi para purnawirawan. "Golkar harus menjadi rumah besar kembali untuk purnawirawan TNI karena dahulu didirikan oleh TNI/Polri saat Sekretariat Bersama Partai Golkar. Kekuatan-kekuatan itu harus dirangkul kembali, ada organisasi-organisasi Golkar alim ulama, misalnya satkar ulama, MDI, Alhidayah harus dirangkul kembali," ungkap Bamsoet.

Bamsoet membantah mendapat restu dari Presiden untuk menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar pada Munas Golkar yang digelar pada bulan Desember 2019. Dua nama yang digadang-gadang menjadi Ketum Golkar dalam munas tersebut adalah Bamsoet dan Menteri Perindustrian saat Airlangga Hartarto.

"Tadi membicarakan Golkar saja, tidak ada dukung-mendukung, tidak ada restu-merestui, juga tidak ada, hanya kami bicara bagiamana Golkar ke depan harus tetap menjadi partai tengah yang bisa menyatukan semua kekuatan yang ada, dan jangan ada lagi lahir partai-partai baru dari rahim Golkar," tambah Bamsoet.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement