REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung bekerja sama dengan Bulog setempat untuk menekan harga beras yang melambung pasca-panen raya. Untuk itu, Bulog merumuskan skema harga beras di pasaran bisa terjangkau masyarakat.
"Kita lakukan upaya-upaya agar harga beras ini dapat lebih murah dengan kualitas baik, untuk diterima di masyarakat," ujar Wagub Lampung Chusnunia d sela-sela pertemuan dengan Perum Bulog Divre Lampung di Pemprov Lampung, Senin (15/7).
Wagub menyatakan, harus ada langkah nyata serta upaya ke depan yang harus dilakukan untuk menghasilkan komitmen bersama bagi kesejahteraan masyarakat, terutama mengenai harga beras.
"Bagaimana beras ini bisa kita lakukan subsidi dengan menghadirkan pasar murah. Nanti program ini akan saya sampaikan kepada pak Gubernur," katanya.
Kepala Perum Bulog Divre Lampung Faisal mengatakan, bersama Pemprov Lampung Bulog akan melakukan penghitungan untuk menghadirkan beras dengan harga murah di tengah-tengah masyarakat. Skema harga beras tersebut masih akan digodok Pemprov dan Bulog dalam waktu dekat ini.
"Akan disusun rencana agar beras Bulog itu bisa diterima oleh masyarakat, tetapi dengan harga yang relatif lebih murah. Dari pihak Pemprov Lampung sedang melakukan suatu perhitungan-perhitungan agar beras bulog itu lebih banyak lagi diterima oleh masyarakat dengan harga terjangkau," ujar Faisal.
Sebulan pascapanen raya, harga beras di beberapa kecamatan di Bandar Lampung dan daerah terus merangkak naik. Di pasar tradisional Kota Bandar Lampung, harga beras kualitas biasa Rp 9.000 – 10.000 per kg, medium Rp 10.500 – Rp 11.000 per kg, dan super (premium) Rp 11.500 – Rp 12.000 per kg.
Sedangkan di pasar tradisional Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, informasi yang diperole, harga beras jenis IR-64 kualitas premium Rp 11 ribu per kg, medium Rp 10.500 per kg, beras biasa Rp 10 ribu dan beras kualitas asalan Rp 8.500 per kg. Harga berbagai macam jenis beras mengalami kenaikan rata-rata Rp 1.000 per kg dari sebelumnya, seiring berkurangnya pasokan gabah dari petani kepada penggilingan setempat pascapanen raya.
“Beras sekarang harganya naik, karena harga gabah juga naik, pasokan gabah ke penggilingan menyusut,” kata Yanto, pedagang di Kalianda, Lampung Selatan.
Menurut dia, selain pasokan gabah berkurang dari petani, banyak hasil panen gabah petani yang rusak atau tidak baik, sehingga kualitasnya berkurang. Hal tersebut disebabkan dengan kondisi cuaca saat musim tanam.