REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dari Universitas Gajah Mada (UGM) Revrisond Baswir mendorong agar kaum milenial mengembangkan koperasi platform sebagai solusi pendanaan pengembangan usaha rintisan (startup).
"Koperasi platform itu mengikutsertakan masyarakat, dan pemegang platform sebagai pemilik. Hal ini sejalan dengan konstitusi, di mana koperasi adalah milik semua orang," ujar Revrisond usai diskusi bertema "Usaha Mikro, Kecil dan Menengah: Potensi yang Terabaikan", di Jakarta, Jumat (12/7).
Menurut dia, ide itu tercetus dari kegelisahan milenial di Yogyakarta dalam mencari investor untuk membiayai usaha rintisannya. Namun ketika investor menanamkan modal, kepemilikan akan berbalik, dan mereka akan jadi pekerja dari platform yang didirikannya.
Melalui sistem koperasi platform, kepemilikan bersifat partisipatif. Artinya, kata dia, antara pendiri dengan masyarakat sebagai pengguna memiliki status yang sama dalam hal kepemilikan.
Tak hanya itu, fungsi koperasi berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan amanat konstitusi yang menginginkan keterbukaan dan dikelola secara demokratis.
"Jadi open platform, ketergantungan terhadap investor digantikan oleh user. Syaratnya satu, harus open platform. Jadi memang ini sesuatu yang baru diperkenalkan dan mudah-mudahan ini jadi jalan keluar," kata dia.
Ia mengatakan saat ini tengah merintis konsep tersebut bersama para milenial di Yogyakarta dan Purwokerto. Pendirian koperasi platform menjadi kesempatan emas bagi kaum muda untuk menorehkan sejarah.
"Dengan itu berkenalan dengan nilai-nilai konstitusi dan mempraktekannya dalam dunia mutakhir. Ini kesempatan emas," kata dia.
Revrisond mencontohkan koperasi platform itu telah diterapkan dalam aplikasi Tapazz di Belgia. Sebuah perusahaan platform yang bergerak dalam bidang transportasi dan dikelola secara partisipatif antara pendiri dan masyarakat.
"Anda hanya bermodal kartu, ada pusat parkir mobil di berbagai tempat, tinggal gesek kartu dan mobil bisa pakai. Bukan mobil anda, kemudian anda berangkat ke suatu tempat ada tempat parkir, tinggalkan. Nanti user lain akan menggunakan," kata dia.
Penerapan koperasi platform itu, para pendiri tidak perlu khawatir akan tersingkir dalam sistem kepemilikan. Menurutnya penguasaan pengetahuan yang dimiliki akan membuat mereka tetap dominan.
"Walaupun partisipan jadi pengguna, tapi karena mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan ada di tangan mereka, tetap mereka akan dominan. Tidak usah khawatir mereka akan tersingkir. Spirit koperasi mereka adopsi dalam mengembangkan platform," katanya.