Jumat 12 Jul 2019 13:41 WIB

Wapres: Studi Banding tidak Harus ke Luar Negeri

Menurut Wapres, kepala daerah juga bisa belajar dari keberhasilan dari daerah lain.

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat meresmikan pembukaan Rating Kota Cerdas Indonesia di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (12/7).
Foto: Dok Setwapres
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat meresmikan pembukaan Rating Kota Cerdas Indonesia di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan seluruh kepala daerah untuk tidak selalu studi banding ke luar negeri. Kepala daerah juga bisa belajar dari keberhasilan daerah lain dalam mengembangkan pemerintahan.

"Kalau Surabaya bersih atau Tangerang baik, ya studi banding ke situ. Jadi studi banding nanti ke kota-kota lain, misalnya ke Surabaya atau Tangerang. Jangan hanya studi banding ke Singapura, ke Tokyo, tapi juga melaksanakannya dengan baik," kata Wapres Jusuf Kalla dalam pembukaan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat (12/7).

Menurut Jusuf Kalla (JK), keberhasilan suatu daerah atau negara dalam mengembangkan teknologi di sistem pemerintahannya sebenarnya tidak murni dari hasil pemikiran para pemimpinnya.

Inovasi yang diterapkan di kota atau negara pintar sebenarnya merupakan tiruan dari keberhasilan daerah lain, yang kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah tersebut.

"Jepang tidak pintar-pintar amat, tapi mereka pintarnya meniru dari Amerika sehingga maju. Korea juga tidak cerdas amat, tapi mereka pintar meniru dari Jepang. Kalau Cina meniru seluruh dunia," kata JK.

Artinya, lanjut JK, kecerdasan dan kemauan kepala daerah untuk menerapkan teknologi dalam layanan pemerintahan menjadi dasar untuk mewujudkan kota pintar atau smart city.

Oleh karena itu, dengan pertemuan antarkepala daerah perlu dilakukan sebagai sarana saling bertukar pikiran dan teknologi dalam mengembangkan masyarakat dan daerahnya.

"Apa yang baik dilaksanakan di suatu daerah tentu dapat dikembangkan di kota lain, karena masyarakat kita makin maju dan makin menilai, media juga harus seperti itu, makin mudah, dan masyarakat juga makin cerdas menilai kotanya baik atau tidak," katanya.

Dengan menjadi kota pintar, maka secara otomatis daerah tersebut menjadi maju, karena apabila permasalahan di daerah dapat diselesaikan, investasi di daerah tersebut akan naik sehingga membawa kemajuan bagi masyarakatnya.

"Harapannya, kota yang cerdas itu sehat, artinya lingkungannya baik, lalu lintasnya baik, sampahnya teratur, pembangunannya baik, dan kemudian orang akan senang berusaha dan berbisnis di kota itu sehingga kota itu maju," kata JK.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement