Kamis 11 Jul 2019 19:20 WIB

Tiga Dusun di Kabupaten Semarang Dapat Pasokan Air Bersih

Jumlah warga yang terdampak krisis air bersih di tiga dusun ini lebih dari 500 jiwa.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan bantuan air bersih kepada warga yang dilanda kekeringan.
Foto: Antara/Risky Andrianto
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan bantuan air bersih kepada warga yang dilanda kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Krisis air bersih yang dialami warga di tiga dusun yang ada di tiga desa di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, kian memuncak. Ratusan jiwa dalam sepekan terakhir kesulitan mendapatkan akses air bersih untuk kebutuhan sehari- hari.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengatakan, ketiga dusun tersebut meliputi Dusun Pungkruk, Desa Jatirunggo, Kecamatan Pringapus; Dusun Kropoh, Desa Gogodalem, Kecamatan Bringin, dan Dusun Banyutarung, Desa Bancak, Kecamatan Bancak.

“Jumlah warga yang terdampak krisis air bersih di tiga dusun ini lebih dari 500 jiwa,” ungkapnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (11/7).

Guna membantu warga dalam mengakses air bersih, lanjut Heru, BPBD Kabupaten Semarang hari ini telah menyalurkan bantuan empat tangki air bersih masing- masing berkapasitas 5.000 liter, ketiga dusun terdampak tersebut.

Rinciannya, bantuan air bersih sebanyak satu tangki disalurkan untuk 125  kepala keluarga (KK) di Dusun Pungkruk, Desa Jatirunggo, satu tangki air bersih disalurkan untuk warga Dusun Kropoh serta dua tangki air bersih untuk warga Dusun Banyutarung. 

Dari ketiga dusun terdampak itu, lanjut Heru, Dusun Banyutarung merupakan wilayah terdampak musim kemarau cukup parah. Warga setempat sudah semakin sulit untuk bisa mengakses air bersih di lingkungan mereka.

Untuk bisa mendapatkan air bersih bagi kebutuhan sehari-hari, warga harus mengambil air yang jaraknya cukup jauh dari dusun mereka.  “Makanya untuk dusun yang dihuni 240 jiwa atau 73 KK tersebut kita dropping dua tangki atau 10 ribu liter air bersih,” jelasnya.

Heru juga mengatakan, menjelang puncak musim kemarai di Kabupaten Semarang yang diperkirakan bakal berlangsung Agustus dan September nanti, dampak musim kemarau mulai dirasakan di sejumlah wilayah yang ada di daerahnya.

Ia mengimbau jika warga yang wilayahnya sudah terdampak dan membutuhkan bantuan air bersih, agar segera dikoordinasikan dengan perangkat desa masing-masing agar diteruskan kepada BPBD Kabupaten Semarang.

Heru juga menyampaikan, di 2019 ini, BPBD Kabupaten Semarang telah menyiapkan alokasi bantuan air bersih untuk mengantisipasi bencana kekeringan mencapai 307 tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter.

Di wilayah Kabupaten Semarang, memang ada sejumlah kecamatan yang memiliki potensi kerawanan bencana kekeringan tertinggi, masing-masing meliputi Kecamatan Bancak, Bringin, Suruh, Pringapus, dan Kecamatan Ungaran Timur.

Pada 2018, BPBD Kabupaten Semarang menyiapkan alokasi bantuan air bersih untuk menanggulangi bencana kekeringan hingga mencapai 308 tangki air bersih. Namun realisasi kebutuhannya mencapai 600an tangki air bersih.

Realisasi kebutuhan yang hampir dua kali lipat dari jumlah antisipasi tangki air bersih ini disebabkan masa musim kemarau tahun lalu berlangsung lebih panjang. Sehingga kawasan terdampak bencana kekeringan meluas.

“Sehingga, BPBD Kabupaten Semarang harus meminta bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah serta bantuan dari sektor dunia usaha atau perusahaan yang ada di Kabupaten Semarang,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement