Kamis 11 Jul 2019 19:10 WIB

Penanggulangan DBD di Sleman Libatkan Anak-Anak

Ada pengenalan sejak dini akan bahaya-bahaya DBD.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
 Nyamuk Aedes aegypti penyebab visrus zika.
Foto: Reuters/ Paulo Whitaker
Nyamuk Aedes aegypti penyebab visrus zika.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 2.500 anak-anak mengikuti Jambore Tanggap Bocah (Tabo) Kabupaten Sleman 2019. Kegiatan digelar Pemkab Sleman melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, DIY.

Seluruh peserta merupakan kader yang tergabung dalam Tabo. Yaitu, kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dimulai sejak dini yang telah dimulai sejak 2009 yang kini berjumlah 2.800 anak-anak.

Mereka berasal dari Desa Pandowoharjo, Desa Caturharjo, Desa Tridadi, dan Desa Trimulyo Kecamatan Sleman. Rutin berlangsung tiap tahun, Pemkab Sleman telah pula melakukan terobosan baru.

Mereka melakukan kolaborasi kegiatan Tabo dengan gerakan berantas Demam  Berdarah Dengue (DBD). Gerakannya dicanangkan langsung  Bupati Sleman, Sri Purnomo.

Dalam sambutannya, Sri menyampaikan, ini sekaligus jadi kegiatan preventif promotif. Utamanya, dengan meningkatkan edukasi kepada masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Program gerakan berantas Demam Berdarah Dengue (DBD) telah jadi salah satu Program Kerja Kegiatan Kabupaten Sleman untuk wujudkan masyarakat Kabupaten Sleman yang lebih sehat," kata Sri, di Lapangan Denggung.

Sri turut mengimbau, agar masyarakat terus melakukan usaha-usaha pencegahan terhadap DBD. Ia menilai, usaha-usaha itu sangat bisa dilakukan melalui hal kecil.

Seperti membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, senantiasa menjaga kebersihan pribadi maupun lingkungan, dan upaya-upaya kecil lainnya sebagai permulaan.

Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo, mengapresiasi terobosan dalam penanggulangan DBD tersebut. Ia merasa, kader-kader yang melibatkan masyarakat sangat membantu pelaksanaan penanggulangan DBD.

Dari sisi masyarakat, ia menekankan, jelas sangat terbantu dengan adanya kader-kader kesehatan. Baik yang sudah dewasa maupun yang masih anak-anak, termasuk dalam kegiatan Tabo kali ini.

Joko merasa, salah satu yang menarik karena kegiatan Tabo ini melibatkan dan memberdayakan anak-anak usia sekolah dasar. Artinya, ada pengenalan sejak dini akan bahaya-bahaya DBD.

Terkait DBD di Sleman, Joko menekankan, agenda-agenda penanggulangan DBD baik terobosan maupun program yang telah ada akan sangat tergantung kepada kepedulian masyarakat.

"Khususnya, terhadap perilaku hidup sehat dan bersih, serta kepedulian masyarakat dalam mengantisipasi hal-hal yang dapat menjadi penyebab DBD," ujar Joko.

Jambore Tanggap Bocah berlangsung meriah. Semua tampak antusias mengikuti berbagai rangkaian kegiatan mulai pencanangan gerakan berantas DBD, koreografi, dan keigatan-kegiatan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement