Kamis 11 Jul 2019 15:21 WIB

Menpar Apresiasi Perhelatan Forum Pasific Exposition

Forum Pasific Exposition dinilai dapat meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya didampingi Chiev Executive Officer (CEO) Saloka Theme Park, David Santoso saat menggelar konferensi pers di sela grand opening Saloka Theme Park, di Rimba Resto, Sabtu (22/6) malam. Menpar mengatakan pertumbuhan industri  pariwista Indonesia masih lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan industri pariwisata dunia.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya didampingi Chiev Executive Officer (CEO) Saloka Theme Park, David Santoso saat menggelar konferensi pers di sela grand opening Saloka Theme Park, di Rimba Resto, Sabtu (22/6) malam. Menpar mengatakan pertumbuhan industri  pariwista Indonesia masih lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan industri pariwisata dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi perhelatan The First Pasific Exposition yang digelar Kedutaan Besar Indonesia untuk Selandia Baru di City Convention Center, Auckland, Kamis (11/7). Acara yang dihadiri perwakilan 20 negara Pasifik itu dinilai dapat meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata.

"Semoga di akhir acara ini kita dapat memberikan kontribusi positif untuk kerja sama timbal balik antara negara-negara Pasifik, sejalan dengan moto 'Toward One Pasific Destination', menuju satu tujuan Pasifik ini," kata Arief melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.

Baca Juga

Menurut dia, kerja sama antarnegara-negara Pasifik memang diperlukan untuk membangun sektor pariwisata masing-masing. "Saya optimistis Pasific Exposition ini akan menjadi terobosan baru bagi niat kita semakin giat bekerja sama di sektor pariwisata. Kerja sama antarnegara Pasifik akan mencerminkan kerja sama internasional yang konstruktif di kawasan ini, yang membantu kita mencapai tujuan mempromosikan industri pariwisata," ucapnya.

Dia mengatakan, dulu ASEAN memiliki pertemuan tingkat menteri untuk pariwisata. Ia diselenggarakan setiap tahun dan akhirnya menetaskan ASEAN Tourism Forum (ATF). Dalam tiga tahun terakhir, ATF menghasilkan kesepakatan ASEAN Single Destination.

Saat itu, ASEAN memang merespons kawasan lain yang bersatu dan berkolaborasi membuat paket wisata untuk beberapa destinasi di beberapa negara. Misalnya, Uni Eropa dengan single visa. Kemudian kawasan Skandinavia dengan Finlandia, Swedia, Islandia, serta lainnya.

"Maka ASEAN juga melakukannya dan sukses mengembangkan paket produk destinasi bersama, promosi bersama, baik pebisnis business to business maupun government to government antarnegara Asia Tenggara, termasuk membangun sumber daya manusia standar ASEAN," kata Arief.

Program Pariwisata Berkelanjutan Tunggal di ASEAN terbukti efektif mengembangkan pariwisata di kawasan itu. "Pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman ASEAN adalah bahwa kita harus berkolaborasi untuk menjadi tujuan wisata yang besar dan kuat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement