Kamis 11 Jul 2019 09:08 WIB

Seberapa Moncer Ekonomi AS?

Seolah AS berpesta di atas derita warga dunia lain yang ekonominya masih terpuruk.

Televisi di Bursa Saham New York menunjukkan pengumuman ditahannya suku bunga acuan oleh bank sentral AS The Federal Reserve. The Fed mempertahankan suku bunga pada 2,25 persen hingga 2,5 persen.
Foto:

Selain itu, produk ekspor AS adalah “must-have” items, yang menurut struktur ekonomi mikro masuk kategori pasar oligopolistik, yang produsennya sedikit, dan yang sedikit tersebut leader-nya adalah mostly perusahaan AS, seperti Boeing jets, Qualcomm chips, atau Apple iPhones.

Sulit dibayangkan, warga mana pun di dunia ini tanpa terkait dengan produk tersebut walaupun ekonominya tertekan.

Moncer-nya ekonomi AS di tengah ekonomi global yang melemah tersebut membuat khawatir pembuat kebijakan ekonomi di negara lain. Mereka lebih memilih ekonomi AS juga stagnan sehingga dapat melakukan aksi bersama untuk mendongkrak perekonomian global.

Kalau ‘anomali’ ini tetap berlangsung, Trump akan semakin yakin pada langkah unilateralnya, terutama dengan kebijakan tarifnya sehingga Trump akan semakin adigung, adiguno, adikuasa. Tentu, tak seorang pun tahu kapan kebijakan unilateral Trump dihentikan.

Sepanjang inflasi tetap rendah, perekonomian AS akan tetap menikmati pertumbuhan ekonomi yang anomali ini. Namun, tatkala inflasi AS meningkat, tingkat bunga meningkat, maka risikonya semakin besar baik terhadap perekonomian AS ataupun global.

Karena itu, pemangku kebijakan global harus waspada saat ini, baik tatkala inflasi AS rendah maupun memanas.

Bagaiman menyikapinya?

Untuk saat ini, pemangku kebijakan ekonomi negara-negara di luar AS harus melakukan sejumlah hal. Pertama, mereka harus memperkuat kerja sama ekonomi, saling membuka pasarnya, dan jangan terjebak cara Trump dengan menekan impor.

Buka saja pasarnya, kalau perlu dengan tarif yang semakin diturunkan, tapi tatkala ekonomi sudah mulai pulih kebijakannya dikembalikan lagi ke semula.

Kedua, negara di luar AS harus melakukan kebijakan yang counter cyclical dengan cara ekspansi moneter ataupun fiskal. Tingkatkan subsidi terutama pada pelaku ekonomi UMKM dan untuk pengusaha-pengusaha baru.

Siapkan jaringan pengaman sosial yang memadai dan diperluas. Turunkan pajak produktif dan pajak pendapatan pekerja sehingga mereka punya penghasilan lebih untuk berbelanja.

Jangan takut meminjam untuk menutupi defisit fiskal. Duduk bersama parlemen agar ambang batas defisit fiskal dinaikkan dari tiga menjadi sembilan persen. Ingat, kita punya waktu terbatas. Dibutuhkan keberanian pemimpin untuk mengambil risiko demi kebaikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement