REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Ketahanan Pangan Nusa Tenggara Barat mengembangkan sebanyak 192 kawasan rumah pangan lestari (KRPL). Ini merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan di wilayah perdesaan dan perkotaan.
"Pengembangan ratusan KRPL tersebut menggunakan dana APBN dan APBD tahun anggaran 2019," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB H Aminurrahman di Mataram, Rabu (10/7).
Ia menjelaskan KRPL adalah optimalisasi pemanfaatan pekarangan yang dikembangkan dalam skala luas, berbasis dusun (kampung), desa, atau wilayah lain yang memungkinkan. KRPL juga mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil.
Prinsip dasar KRPL adalah pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan. KRPL dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan, diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, konservasi sumber daya genetik pangan (tanaman, ternak, ikan).
Menurut Aminurrahman, konsep penurunan angka kemiskinan melalui pengembangan KRPL, yakni kelompok masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk belanja kebutuhan dapur sehari-hari. Warga cukup dengan memetik hasil pekarangannya.
"Demikian juga unggas yang diberikan, dapat menghasilkan telur untuk melengkapi kebutuhan gizi dan pelengkap menu makan," ujarnya.
Ia menyebutkan sebanyak 192 KRPL dikembangkan pada 2019. KRPL ini tersebar di Kabupaten Bima sebanyak 20 KRPL, Dompu 18 KRPL, Lombok Barat 17 KRPL, Lombok Tengah 24 KRPL, Lombok Timur 24 KRPL, Sumbawa 24 KRPL, Sumbawa Barat 21 KRPL, Lombok Utara 18 KRPL, Kota Mataram 9 KRPL, dan Kota Bima 17 KRPL.
Seluruh KRPL yang mendapat alokasi dana APBN terdiri atas terdiri atas 138 KRPL reguler untuk tahap penumbuhan dan 56 KRPL untuk tahap pengembangan. Sementara dana APBD diarahkan untuk program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja).Aminurrahman menambahkan masing-masing kelompok pengelola KRPL mendapatka bantuan dana yang ditransfer langsung ke rekening kelompok.
"Ada juga bantuan berupa sarana prasarana pengembangan KRPL, bibit unggas (ayam/bebek), kandang unggas, pakan dan obat-obatan unggas, bibit tanaman sayuran," ucap Aminurrahman.