Rabu 10 Jul 2019 19:32 WIB

Bappenas Berencana Terapkan Kota Hijau untuk Ibu Kota Baru

Belakangan ini masalah polusi udara menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas  Bambang Brodjonegoro (tengah) dalam sesi diskusi bertajuk Pindah Ibu Kota  Negara: Belajar dari Pengalaman Sahabat di Gedung Bappenas, Jakarta, Rabu  (10/7).
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (tengah) dalam sesi diskusi bertajuk Pindah Ibu Kota Negara: Belajar dari Pengalaman Sahabat di Gedung Bappenas, Jakarta, Rabu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berencana menerapkan konsep "kota hijau" pada ibu kota baru. Langkah ini guna menjaga lingkungan dan mencegah adanya polusi udara.

"Ibu kota baru akan terbangun sesuai konsep kota yang benar-benar hijau," ujar Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam acara Forum Merdeka Barat (FMB)9 dengan tema "Pindah Ibu Kota Negara: Belajar dari Pengalaman Negara Sahabat" di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Rabu (10/7).

Baca Juga

Bambang mengatakan belakangan ini masalah polusi udara menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Faktor gas buang kendaraan, serta polusi dari pembangkit listrik batu bara disebut sebagai penyebab.

Agar permasalahan tersebut tidak berulang di ibu kota yang baru, Bambang menyampaikan perlu ada konsep pembangunan kota yang tepat. Dalam hal ini, ia menyebutkan, konsep kota hijau.

Bambang mengatakan konsep kota hijau akan mengedepankan aspek penghijauan dengan memanfaatkan hutan yang ada di sekitar lokasi ibu kota baru sebagai paru-paru kota. Selain itu, kata dia, ibu kota yang baru juga akan memanfaatkan energi terbarukan, sehingga kehidupan perkotaan akan menjadi ramah lingkungan.

Bambang melanjutkan ibu kota baru yang akan dibangun dari nol itu nantinya juga akan ditunjang dengan infrastruktur yang dirancang sedemikian rupa. Antara lain penyediaan aliran gas kota, termasuk ke rumah-rumah sehingga masyarakat tidak perlu menggunakan gas LPG untuk memasak.

Dia juga akan menyiapkan saluran pipa PDAM yang disalurkan ke rumah-rumah, agar kebutuhan masyarakat terhadap air bersih dapat terpenuhi."Di ibu kota baru itu kita tidak ingin ada rumah yang ada sumurnya. Kita ingin setiap rumah terkoneksi dengan PDAM sehingga water supply tidak jadi masalah, sehingga orang bisa menikmati air yang berkualitas," ucap Bambang."

Sehingga, kota ini menjadi kota yang ideal dan terkendali. Karena, ia menambahkan, pertumbuhan kota didisain sedemikian rupa, tidak seperti kota-kota lain di Indonesia saat ini yang memang tumbuh dari desa yang berkembang. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement