Selasa 09 Jul 2019 17:44 WIB

BPBD Sukabumi Pasok Ribuan Liter Air Bersih

Upaya ini untuk memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan pasokan air bersih.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
Krisis Air: Penjual mengisi air bersih di depot pengisisan air di Jl. RE Martadinata, Jakarta Utara, Selasa (28/7).   (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Krisis Air: Penjual mengisi air bersih di depot pengisisan air di Jl. RE Martadinata, Jakarta Utara, Selasa (28/7). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi memasok ribuan liter air bersih ke wilayah terdampak kekeringan. Upaya ini untuk memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan pasokan air bersih.

"Ada enam kecamatan yang melapor warganya kesulitan air bersih," ujar Kepala Seksi Kedaruratan, BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman kepada wartawan, Selasa (9/7). Wilayah tersebut di antaranya Kecamatan Gunungguruh, Palabuhanratu, Gegerbitung, Cisolok dan Simpenan.

Baca Juga

Terakhir ungkap Eka, pendistribusian air bersih disalurkan ke Kampung Pasirkuda, Desa Cijurey, Kecamatan Gegerbitung pada Selasa. Di mana pasokan air bersih yang diberikan mencapai 10 ribu liter atau dua tangki untuk satu desa.

Menurut Eka, di musim kemarau ini BPBD telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 12 tangki. Selain dari BPBD, pasokan air bersih juga dilakukan oleh PDAM Kabupaten Sukabumi untuk wilayah utara seperti Kecamatan Cibadak.

Eka menerangkan, jumlah daerah yang terdampak kekeringan dan baru melaporkan kesulitan air bersih memang baru sebanyak enam kecamatan. Namun sebenarnya diprediksi jumlahnya jauh lebih banyak namun belum melaporkan secara resmi kepada BPBD.

Sehingga lanjut Eka, ia berharap daerah yang mengalami kesulitan air bersih bisa segera melaporkannya. Pelaporan ini nantinya akan segera ditindaklanjuti oleh petugas dengan pendistribusian air bersih.

Koordinator Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna menambahkan, kasus bencana yang paling menonjol saat ini adalah bencana kekeringan dan kebakaran. Keduanya terjadi sebagai dampak musim kemarau.

Selain kekeringan, bencana lainnya yang terjadi pada Juni adalah longsor dan angin kencang. Daeng menuturkan, warga yang mengalami krisis air bersih akibat kekeringan misalnya di Desa Nengela, Kecamatan Tegalbuleud mencapai sebanyak 357 kepala keluarga (KK).

Ratusan warga itu tersebar di tiga kampung berbeda. Rinciannya di Kampung Cikupa RT 12 RW 04 sebanyak 120 KK. Berikutnya di Kampung Sinarmuda RT 13 RW 04 sebanyak 112 KK. Terakhir di Kampung Datargebang RT 23 sebanyak 125 KK.

Di sisi lain, BPBD Kota Sukabumi hingga kini belum menerima laporan adanya kesulitan air bersih akibat kekeringan. "Hingga saat ini belum ada yang melapor kesulitan air bersih," cetus Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami.

Ia menerangkan wilayah Kota Sukabumi berdasarkan pemetaan pada tahun sebelumnya masuk dalam potensi kekeringan tingkat sedang. Sehingga petugas BPBD akan terus memantau dampak kekeringan di lapangan.

Terlebih ungkap Zulkarnain, berdasarkan prediksi yang ada menyebutkan Kota Sukabumi akan mengalami kekeringan pada Juli, Agustus hingga September. Harapannya ketika ada wilayah kekeringan bisa segera ditangani dengan cepat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement