REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah warga di Kampung Nelayan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, mengaku pengeluaran mereka untuk membeli air bersih membengkak selama sebulan terakhir. Hal itu terjadi bertepatan dengan datangnya musim kemarau.
"Saat musim hujan, pengeluaran untuk air bersih tidak lebih dari Rp 100 ribu per bulan, sebulan terakhir ini kami bisa mengeluarkan Rp 500 ribu per bulan untuk membeli air bersih," kata Rahmi Ile di Jakarta, Senin.
Selama musim hujan, menurut Rahmi, warga setempat menampung air hujan untuk keperluan mandi dan cuci pakaian serta piring. Mereka membeli air bersih dari operator penyediaan dan pelayanan air bersih di DKI Jakarta, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), untuk keperluan air minum dan memasak saja.
Pada musim kemarau ini, menurut dia, warga terpaksa memenuhi kebutuhan mencuci dan mandinya dari membeli air yang dijual oleh pedagang air perorangan. "Harganya tujuh ribu rupiah per empat jeriken," kata Rahmi
Senada dengan Rahmi, seorang warga lainnya, Sahril mengatakan warga terpaksa membeli air bersih dari pedagang. Itu karena air hasil pompa bor kualitasnya sangat buruk.
"Rasanya asin, kalau digunakan untuk mencuci pakaian pasti menimbulkan noda kuning. Sementara untuk mencuci alat dapur logam akan menimbulkan karat," kata dia.
Sahril berharap pemerintah untuk dapat membantu warga setempat dalam menyediakan air bersih yang lebih murah melalui penyediaan jaringan pipa ke kampung mereka. Ia mengeluhkan bahwa harga air dari pedagang setiap musim kemarau selalu naik.
"Pada 2016 lalu per empat jeriken harganya empat ribu rupiah, sekarang sudah mencapai tujuh ribu rupiah," kata Sahril.
Sementara itu, Sudirman selaku ketua Rukun Warga (RW) 04 mengatakan, sekitar dua ribu warga di kampung nelayan Kamal Muara yang dinaunginya memiliki ketergantungan tinggi terhadap air hujan. Mereka menampungnya di tong dan jeriken setiap hujan turun.
Hampir seluruh rumah di kampung nelayan ini, menurut dia, memasang pipa dari talang di tepi atap rumah untuk mengalirkan air hujan ke tong-tong yang diletakkan di depan rumah mereka.
"Saat kemarau seperti sekarang ini alat itu tidak terpakai," kata dia.
Sudirman mengatakan, pihak pemerintah setempat saat ini sedang mengupayakan pembangunan jaringan air bersih ke Kampung Nelayan Kamal Muara. Ia berharap penyediaan jaringan air bersih ini diharapkan bisa mengatasi permasalahan warga dalam mendapatkan air bersih yang lebih murah.
"Saat ini sedang proses realiasi, targetnya rencana ini terealisasi sekitar September-Oktober 2019 di dua RW, 01 dan 04," kata dia.