Senin 08 Jul 2019 17:15 WIB

Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar Bagikan 400 Smart Fishing

Smart Fishing ini menggunakan teknologi satelit yang mempunyai daya scan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Nelayan (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan membagikan 400 alat smart fishing kepada nelayan di pantai Utara dan Selatan. Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat Jafar Ismail, dengan alat tersebut diharapkan tangkapan ikan kian meningkat dengan sentuhan digitalisasi di sektor kelautan.

Realisasi penyerahan alat smart fishing ini akan berlangsung tahun 2019 ini. Setelah anggaran cair. "Kita menunggu di anggaran perubahan akan memberikan sebanyak 400 alat smart fishing Insya Allah," ujar Jafar di Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar, Kota Bandung, Senin (8/7).

Baca Juga

Jafar mengatakan, sebelumnya pendekatan digital ini telah diterapkan pada 20 nelayan di kawasan pantai selatan. Yakni, kapal-kapal kecil di bawah 30 Gross Tonnage (GT).

"Karena kalau kapal-kapal yang di atas 30 GT sudah memiliki sistem teknologi tersebut," katanya.

Smart Fishing ini, kata dia, menggunakan teknologi satelit yang mempunyai daya scan. Sehingga dapat mempermudah para nelayan mencari ikan secara detail dan akurat. Adapun pendeteksian ikan dapat dilihat oleh para nelayan melalui layar monitor. Dalam hal pihaknya bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

"Nantinya satu alat bisa dimanfaatkan oleh beberapa perahu. Perahu-perahu itu akan mengikuti satu perahu yang dipasang alat," katanya.

Jafar menjelaskan, dari 400 alat smart fishing tersebut sebanyak 200 alat akan diberikan pada nelayan di Pantai Selatan. Sedangkan sisanya di Pantai Utara. Adapun syarat yang harus ditaati oleh para nelayan untuk mendapatkan aplikasi ini, adalah para nelayan tidak boleh menggunakan alat penangkap ikan yang tidak ramah lingkungan.

"Nelayan yang menerima aplikasi ini tidak boleh menggunakan alat yang dilarang oleh undang-undang," katanya.

Namun, Jafar pun tak menampik memiliki sejumlah kendala tatkal mengajak nelayan untuk berpindah haluan memaksimalkan digitalisas. Mengingat kebanyakan nelayan masih berpikiran konservatif.

"Maka dari itu butuh sosialisasi yang masif untuk memberikan pemahaman kepada nelayan agar bisa mensukseskan program ini," katanya.

Jafar berharap, digitalisasi nelayan ini mampu mendukung program yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuju Juara Lahir Batin. Selain itu, para nelayan pun mampu lebih maksimal dalam penangkapan ikan di laut.

"Ini kan bagian dari visi Pa Gubernur menujur Jabar Lahir Batin dalam bidang perikanan dan kelautan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement