Senin 08 Jul 2019 17:07 WIB

ACT Lampung Pasok Air Bersih ke Warga Panjang Lampung

Air sumur bor hanya bisa digunakan untuk aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK).

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
ACT Lampung pasok air bersih ke kampung warga di Panjang, Bandar Lampung, Senin (8/7).
Foto: dok. ACT Lampung
ACT Lampung pasok air bersih ke kampung warga di Panjang, Bandar Lampung, Senin (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Krisis air bersih telah lama dialami warga pesisir Kota Bandar Lampung, terlebih saat musim kering. Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung memasok air bersih ke kampung warga di Kelurahan Panjang Selatan, Kota Bandar Lampung, Senin (8/7).

 

Baca Juga

Pasokan air bersih ACT Lampung tahap pertama di lingkungan empat RT di Kampung Rawa Laut, Kelurahan Panjang Selatan, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung. Kampung tersebut telah lama tak mengalir air PDAM. Sedangkan air sumur bor digunakan untuk aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK).

 

Kepala Program ACT Lampung Arief Rakhman mengatakan, program dropping air bersih akan terus dilakukan selama sepekan di beberapa lokasi di Kota Bandar Lampung. Dengan adanya pasokan air bersih diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan yang lain.

 

“Semoga dropping air bersih bermanfaat untuk masyarakat baik pemenuhan kebutuhan air bersih maupun menciptakan hidup sehat,” katanya dalam keterangan persnya, Senin (8/7).

 

Menurut Ketua RT 10 Eko Ferianto, sebagian masyarakat menggunakan air bor hanya untuk urusan MCK. Hal ini dikarenakan air yang dihasilkan masih payau, sehingga tidak layak digunakan untuk memasak atau minum. “Air sumur bor masih agak asin, kalau untuk mandi bikin kulit kering dan busikan,” ucapnya.

 

Saat ini masyarakat membeli air PDAM dari pengepul seharga Rp 1.000  per jeriken ukuran 20 liter. Biasanya sehari satu keluarga menghabiskan tiga jeriken untuk masak dan minum.

 

Eko menuturkan, di wilayahnya belum ada penampungan air bersih sehingga masyarakat masih menggunakan jeriken maupun ember. Ia berharap segera dibangun penampungan air bersih dan pasokan air setiap hari.

 

“Beberapa hari ini air PDAM belum mengalir lagi, jadi masyarakat beli air dari pengepul untuk masak dan minum. Alhamdulillah ada dropping air bersih dari ACT jadi masyarakat enggak perlu beli air lagi, penghasilan yang minim bisa untuk mencukupi kebutuhan lainnya,” ucapnya.

 

Erianingsih (56 tahun), sebelumnya harus mengeluarkan biaya Rp 40 ribu per hari untuk membeli air untuk MCK. Selain itu, ia harus mengeluarkan biaya Rp 15 ribu untuk mencuci baju melalui jasa cuci.

 

“Air bor masih asin, sehari habis Rp 55 ribu buat beli air untuk mandi sama laundry baju, belum lagi beli air untuk minum, berat banget,” tuturnya. n Mursalin Yasland

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement